Hidayatullah.com– Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang juga anggota Dewan Pertimbangan Presiden, KH A Hasyim Muzadi, turut berkomentar soal kasus dugaan penistaan agama oleh Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Kiai Hasyim mengatakan, ada usaha penggiringan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama.
“Saat ini upaya untuk menciptakan opini bahwa Ahok tidak menistakan agama tampak akan berlanjut,” ujarnya di Depok, Jawa Barat, Rabu (09/11/2016).
“Kita masih menunggu hasil finalnya. Hasil finalnya tersebut bergantung siapa yang dimintai pendapat dan fatwanya oleh pihak kepolisian,” lanjutnya dalam keterangan tertulis diterima media.
Ketua Umum PBNU periode 1999 – 2010 ini berharap, semoga hasil final itu selaras dengan keputusan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
MUI telah menyatakan, pernyataan Ahok yang menyinggung Surat Al-Maidah:51 di Kepulauan Seribu sebagai penghinaan terhadap al-Qur’an dan/atau ulama.
Ahok diperiksa oleh Badan Reserse Kriminal Mabes Polri sebagai terlapor atas kasus itu pada Senin (07/11/2016).
Tiga Hal tak Boleh Direndahkan
Hasyim Muzadi juga mengatakan, di kalangan umat Islam seluruh dunia ada tiga hal yang tidak boleh disinggung atau direndahkan. Yakni, Allah Subhanahu Wata’ala, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kitab suci al-Qur’an.
“Apabila salah satu, apalagi ketiganya, disinggung dan direndahkan pasti mendapat reaksi spontan dari umat Islam tanpa disuruh siapapun,” ujarnya.
Reaksi tersebut, jelasnya, akan segera meluas tanpa bisa dibatasi oleh sekat-sekat organisasi, partai, dan birokrasi.
“Kekuatan energi tersebut akan bergerak dengan sendirinya tanpa dibatasi ruang dan waktu,” ujarnya.
Hasyim Muzadi: Masyarakat Perlu ‘Membaca’ dengan ‘Nama Allah’
Ia pun mengatakan, fenomena Aksi Bela Islam II itu, tentu secara lahiriah dipimpin oleh tokoh-tokoh yang merasa terpanggil untuk membela kesucian al-Qur’an.
“Namun, jumlah yang hadir (diperkiraan jutaan. Red) membuktikan adanya kekuatan (energi spritiual) yang dahsyat dari pengaruh al-Qur’an tersebut,” ujarnya.*