Hidayatullah.com–Dalam sejarah Indonesia, Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) pernah ikut menggoreskan tinta perjuangan terutama pada awal-awal berdirinya gerakan ini pada 1 Oktober 1965, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) berencana merebut kekuasaan.
Kini, setelah 51 tahun berdiri, KOKAM harus menjadi simbol amar ma’aruf nahi munkarnya Muhammadiyah dan selalu diasosiasikan menjadi pasukan penjaga Muhammadiyah.
“Kokam ini kita akselerasi juga. Kokam jadi simbol amar maruf nahi munkarnya muhammadiyah. Selalu jadi asosisasinya pasukan penjaga muhammadiyah tapi itu tidak selalu saya lihat,” ungkap Dahnil Anzar Simanjuntak, Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah saat memberi kata sambutan pada Sidang Pleno Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Hotel Narita, Cipondoh, Tangerang, Senin 28 November 2016.
Selain itu, Dahnil menemukan KOKAM tidak dibayar untuk isu-isu politik atau isu-isu tertentu, karenanya KOKAM bisa menjadi motor gerakan amar ma’ruf nahi munkarnya Pemuda Muhammadiyah.
KOKAM akan Koordinasikan Jutaan Massa Ikut Aksi Bela Islam III
Ia juga menghimbau agar para kader Pemuda Muhammadiyah, terutama para peserta Tanwir I untuk mengikuti wajib KOKAM, agar mereka dapat memahami makna seragam dan baret merah.
“Wajib kokam itu penting supaya teman-teman bisa menyelami makna seragam dan baret merah ini, pak Haedar (Haedar Nasir, Ketua Umum PP Muhammadiyah) itu bagus sekali memaknai baret merah ini,” ungkapnya lagi.
Sebagaimana diketahui, hari Senin (28/11/2016) dibuka Tanwir I Pemuda Muhammadiyah yang dilaksanakan di Kota Tangerang Banten. */Sarah