Hidayatullah.com– Presiden Joko Widodo diminta meningkatkan komitmennya dalam upaya pemberantasan korupsi. Khususnya terkait kasus penyerangan dengan air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan (NB).
“(Kami) meminta kepada Presiden untuk meninggikan komitmen beliau dalam upaya pemberantasan korupsi melalui penuntasan kasus teror terhadap NB ini, dengan cara membentuk TGPF,” ujar Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak kepada hidayatullah.com di Jakarta, Senin (14/08/2017) melalui pernyataan tertulisnya.
Hal itu ia sampaikan terkait agenda kepolisian memeriksa Novel di KBRI Singapura, hari ini.
Baca: Periksa Novel di Singapura, Polisi Diminta Tidak Memojokkan Korban
Menurut Dahnil, informasi terkait dugaan aktor dan motif di belakang penyerangan itu agaknya bisa disampaikan kepada tim yang lebih independen dan kridibel, yakni TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) yang dibentuk dan dipimpin langsung oleh Presiden Jokowi.
Sehingga, jelasnya, hal itu bisa menjadi pintu masuk dilakukannya penyidikan dan pembuktian yang lebih lengkap.
“Hal ini penting, untuk menghindari upaya kriminalisasi yang selama ini sering terjadi, bila kasus terkait dengan pihak yang berkuasa dan berpengaruh,” ungkap Dahnil yang juga kolega Novel.
Baca: Penanganan Kasus Penyerangan Novel, Haris Azhar: Ada Tarik-menarik Kepentingan
Dahnil pun mengatakan, secara khusus, ia sudah menyampaikan permohonan keinginan istri Novel Baswedan, Rina Emilda (Emil), untuk bertemu dengan Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara, Pratikno.
Pratikno kata Dahnil menyampaikan akan melaporkan kepada Presiden terkait permohonan Emil tersebut.
“Kami berharap Presiden bersedia menerima Mbak Emil istri Novel Baswedan, untuk mendengarkan beberapa pandangan dan informasi langsung dari anggota keluarga Novel Baswedan,” harap Dahnil.
Baca: Kasus Teror atas Novel Diduga Terkait dengan Korupsi Oknum Kepolisian
Presiden pun diharapkan bisa memahami kondisi kebatinan seorang istri dan ibu, dimana suami dan ayah dari anak-anaknya, yakni Novel Baswedan yang berjuang untuk melawan korupsi bagi kepentingan negara, selalu terancam hidupnya, ungkap Dahnil.
“Sehingga cukup menjadi salah satu pertimbangan penting bagi Presiden untuk mengambil keputusan dalam upaya menuntaskan kasus ini dan menghadirkan Indonesia yang bebas dari korupsi,” pungkasnya.*