Hidayatullah.com– Dua tahun ini, 2018-2019, merupakan tahun-tahun politik di Indonesia. Pada 2018 akan digelar Pilkada serentak di berbagai daerah. Tahun depan digelar pemilihan presiden.
Terkait itu, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM) menggelar Kongres Ulama Muda Muhammadiyah di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Senin-Rabu (29-31/01/2018). Hari ini kongres tersebut secara resmi dibuka oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Ketua Umum PPPM Dahnil Anzar Simanjuntak dalam sambutannya menjelaskan, kongres itu akan membahas tausiyah politik kebangsaan. Ia menegaskan, yang dibahas bukanlah politik praktis.
“Politik kebangsaan berbeda dengan politik praktis,” ujarnya dalam sambutannya sebelum pembukaan acara, Selasa (30/01/2018) yang dihadiri Ketua PP Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas.
Dahnil menyampaikan perlunya ditanamkan sejumlah nilai dalam perpolitikan di negeri ini. Antara lain, jelasnya, nilai ketauhidan.
“Politik harus dimaknai sebagai momentum atau ekspresi merawat ketauhidan,” terangnya di depan Menteri Agama.
Manifestasi ketauhidan kata dia harus masuk dalam ranah perpolitikan.
Ia pun mendorong para politisi dan kader-kader Pemuda Muhammadiyah untuk memaknai manifestasi tersebut.
Dari manifestasi itu, lanjutnya, seseorang diharapkan mencapai tingkatan ihsan. Seseorang yang sudah berihsan tidak akan melakukan perbuatan tidak baik seperti korupsi.
“Kalau sudah ihsan pasti takut korupsi,” terangnya.
Selain itu, nilai-nilai dakwah, secara khusus semangat amar makruf nahi munkar, juga harus mewarnai dan terwujud dalam dunia perpolitikan.
Semangat itulah yang selama ini kata dia diusung oleh Pemuda Muhammadiyah.
“Makanya Pak Menteri wajar kalau Pemuda Muhammadiyah kadang-kadang galak ke Pak Jokowi,” ujar Dahnil seperti bercanda di depan Menteri Agama.
“Tapi, kan,” sambung Dahnil segera, “(Pemuda Muhammadiyah) tidak selalu galak.” Organisasi ini akunya juga kerap memberikan apresiasi kepada pemerintah.
Baca: Kongres Ulama Muda Muhammadiyah Bahas Tausiyah Politik Kebangsaan
Seperti saat ini Dahnil mengaku mengapresiasi kunjungan Presiden Jokowi ke Afghanistan.
Kenapa diapresiasi? Karena menurutnya kehadiran Presiden RI ke Afghanistan secara simbolis penting untuk menunjukkan posisi Indonesia di mata dunia.*