Hidayatullah.com– Sekjen Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) Suhartono TB mengatakan, mengedukasi dan mensosialisasikan informasi terkait Palestina ibarat kerja-kerja kebangsaan dan kemanusiaan.
Hal itu, terangnya, karena visi utama program Safari Ramadhan Ulama Palestina di Indonesia bukan menggalang dana. Melainkan sebagai edukasi dan sosialisasi yang membawa visi Indonesia sebagai negara merdeka, yang memiliki salah satu cita-cita untuk ikut ambil bagian dalam menciptakan perdamaian dunia.
“Bahwa ada bangsa yang belum merdeka, masih terjajah, sebagian warga negaranya hidup tidak di tanah airnya. Kita ingin bangsa Indonesia termasuk yang ikut peduli dan terdepan dalam mengambalikan hak-hak hidup rakyat Palestina,” ujarnya saat penutupan program Safari Ramadhan itu di Aula SMK 57, Jakarta Selatan, Kamis (31/05/2018).
Selain itu, sambung Suhartono, upaya-upaya mendorong kemerdekaan Palestina juga membesarkan nama Indonesia sendiri.
“Mereka nyebut KNRP aja susah, yang disebut ‘Terima kasih Indonesia’,” ucapnya.
Suhartono juga berharap, pemerintah RI konsisten dan mendukung langkah untuk tetap tidak mengakui bahwa Al-Quds sebagai kedutaan besar Israel, bahkan tidak mengakui Israel dengan tidak ada hubungan diplomatik.
“Berarti masih menghargai bangsa Palestina dan mendukung kemerdekaannya. Saya berharap pemerintah tetap konsisten, karena ini amanat konstitusi. Kalau tidak kita sudah keluar dari rel,” ungkapnya.
KNRP, pada Ramadhan kali ini mendatangkan 39 ulama Palestina dalam safari selama 15 hari di Indonesia. Di antara beberapa wilayah yang dikunjungi yakni Bengkulu, Yogyakarta, Sumatera Utara, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Banten, Sulawesi Tengah, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Barat, Jakarta, Jambi, Gorontalo, Riau, Kepulauan Riau, Lampung, dan Sulawesi Tenggara.*