Hidayatullah.com– Pihak calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai ada kecurangan terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) yang dilakukan kubu petahanan capres 01 dalam Pemilu 2019.
Menurut pengamat politik Ujang Komarudin, tuduhan ini harus berdasarkan bukti yang kuat, dan harus disampaikan kepada masyarakat.
“Tidak boleh (asal) menuduh, harus ada bukti-bukti. Jika 02 punya bukti kuat, terstruktur, sistematis, dan masi, maka buktikan,” ujar Ujang melalui sambungan telepon, Kamis (09/05/2019).
Baca: BPN Bawa Bukti 73 Ribu Lebih Kesalahan Input, Desak KPU Hentikan Situng
“(Dengan pembuktian itu) masyarakat menilai dengan objektif, sesungguhnya siapa yang curang, siapa yang melakukan kecurangan, siapa yang melakukan kecurangan itu ada atau tidak, selama ada buktinya, itu sangat bagus, masyarakat menunggu bukti-bukti itu,” lanjutnya.
Namun, ketika tuduhan itu tidak berdasarkan bukti yang kuat atau banyak, lanjut Ujang, maka tuduhan itu akan berbalik merugikan 02. Atau, jika kecurangan itu ada, namun tidak TSM, sehingga tidak sampai mendiskualifikasi kubu 01, maka juga akan berbalik ke 02.
“Tuduhan yang sangat kencang itu sangat bagus jika ada bukti dan fakta yang ada. Kita negara hukum, pengadilan atau Bawaslu akan memutuskan berdasarkan bukti hukum yang ada,” jelasnya.
Baca: UBN Ajak Umat Lawan Kecurangan Terstruktur, Sistematis, & Masif
Meskipun begitu, menjelang pengumuman hasil Pemilu 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum, ia meminta semua pihak baik masyarakat maupun peserta pemilu untuk tetap menjaga kondusifitas berbangsa bernegara.
“Kita sebagai masyarakat harus menjaga ketertiban, keamanan, dan kerukunan, karena sekeras apapun persaingan, sekeras apapun perbedaan pendapat, kita masih sama-sama bersaudara, kita masih putra-putri bangsa,” tegasnya.
Soal demonstrasi yang beberapa hari terakhir terjadi, dan kemungkinan akan berlanjut, Ujang menyebut bahwa berdemonstrasi selama ini dibolehkan oleh undang-undang, menyatakan pendapat masih merupakan hak asasi manusia yang dilindungi, namun harus dilakukan dengan cara yang aman dan damai.
“Boleh berdemonstrasi, boleh menyatakan pendapat, tidak dilarang, tapi harus berjalan damai, aman, dan tertib. Kita jaga bangsa ini bersama-sama. Nanti siapapun yang diumumkan sebagai pemenang baik 01 atau 02 ya harus kita terima, legowo, itulah presiden dan wapres pilihan rakyat, jadi kita menjaga kondusifitas bernegara, bolehlah berdemonstrasi, tapi jangan anarkis,” tukasnya.* Muhammad Jundii/INA