Hidayatullah.com– Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Keadilan Sejahtera PKS Mustafa Kamal menyebut bahwa PKS saat ini merupakan partai politik yang paling santai.
Mustafa menyebut, saat ini di dunia perpolitikan nasional sedang ada wajah yang bersinar dan sedang ada wajah yang banyak pikiran.
Sebagai bentuk bahwa PKS “partai yang paling santai”, Mustafa mencontohkan Pagelaran Wayang yang digelar partainya baru-baru ini. Kegiatan ini dihelat beberapa saat setelah Presiden Joko Widodo membentuk kabinet barunya tanpa tokoh PKS menduduki posisi menteri. PKS memang tegas menempatkan diri sebagai partai oposisi.
“Di tengah orang-orang tengah banyak pikiran kita bisa wayangan. PKS adalah partai yang paling santai saat ini. Di sana juga sedang ada lakonnya. Nah kalau di sini lakonnya Wisanggeni Gugat,” sebut Mustafa sebagaimana siaran pers PKS kepada hidayatullah.com, Ahad (27/10/2019).
Baca: Presiden Jokowi-Wapres Ma’ruf Diminta Komitmen Tunaikan Janji
Acara Ngaji Budaya Pagelaran Wayang Pagelaran Wayang bersama Ki Warseno Slank dan Abah Kirun digelar di halaman Kantor DPP PKS, Jl TB Simatupang, Jakarta, Sabtu (26/10/2019) malam Ahad. Acara ini disaksikan ribuan masyarakat yang menyesaki halaman kantor tersebut.
Mustafa menyambut seluruh pecinta wayang dan budaya yang hadir di rumah PKS. “Atas nama Presiden PKS kami ucapkan selamat datang, ini rumah bapak ibu semua,” ungkapnya.
Bagi Mustafa, kehadiran ribuan pecinta wayang dan budaya menunjukkan jika PKS tengah menikmati suasana kebudayaan bersama masyarakat.
Mustafa menyebut, lakon Wisanggeni Gugat sengaja diketengahkan sebagai bentuk peringatan Sumpah Pemuda. Posisi PKS yang lahir dari buah kandung reformasi dan perpolitikan nasional saat ini sangat pas diketengahkan dengan lakon Wisanggeni Gugat.
“Kita terus gelorakan semangat pemuda Indonesia untuk membangkitkan negeri ini. PKS meski di luar pemerintahan insyaAllah terdepan membangun negeri ini,” urai politisi asal Sumatera Selatan ini.
Koordinator Seni Tradisi DPP PKS, Didik Akhmadi menyebutkan, lakon Wisanggeni Gugat dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda sekaligus menyampaikan tema ini sebagaimana jatidiri PKS sebagai penyeimbang pemerintah.
“Wisanggeni itu generasi anaknya Pandawa dan ingin selalu mengoreksi kekurangan di pemerintahan,” papar Didik.
Baca: Sukamta nilai Oposisi dan Pemerintah Butuh Sinergi Bangun Bangsa
Dihadiri Gubernur Anies
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tutur hadir dalam Ngaji Budaya Pagelayang Wayang tersebut. Anies datang mengenakan batik. Ia berbincang akrab dengan dalang Ki Warseno Slank sebelum pementasan.
Anies menyebut, pentas wayang dengan Lakon “Wisanggeni Gugat” yang digelar DPP PKS memiliki makna dan pesan tersendiri.
Anies mengatakan, pertunjukan wayang harus dilihat dari apa lakon yang dimainkan saat itu. Sebab, lewat lakon lah wayang menyampaikan pesan-pesan yang dimaksudkan.
“Setiap lakon adalah cara mengirimkan pesan dari wayang. Lakonnya kali ini membawa pesan mirip dengan pantunnya tadi,” papar Anies merujuk pantun yang dibacakan Ketua Bidang Seni Budaya DPP PKS Muhammad Ridwan.
Baca: FPKS Siap Awasi Program Jokowi-Ma’ruf Secara Kritis dan Konstruktif
Menurut Anies, menonton wayang merupakan proses meresapi sebuah tontonan untuk menjadi sebuah tatanan atau peraturan.
“Kita sama-sama lihat ada tontonan, tuntunan jadi tatanan,” urai Anies.
Sebelumnya saat membuka sesi acara, M Ridwan membacakan pantun terkait Ngaji Budaya Pagelaran Wayang itu serta situasi perpolitikan saat ini.*