Hidayatullah.com–Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta anggota TNI-Polri bersikap netral mengadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014 atau keluar dari jabatan.
Pernyataan Panglima Tertinggi (Pangti) TNI-Polri disampaikan hari ini, saat mengumpulkan sekitar 282 perwira tinggi, jendral bintang dua ke atas, di jajaran TNI-Polri guna memberikan pembekalan dan arahan menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) yang akan dilaksanakan pada 9 Juli mendatang.
“Acara ini perlu dan penting, agar TNI dan Polri bertindak tepat dalam Pilpres 2014. Tepat sesuai amanat konstitusi dan Undang-Undang yang berlaku, dan tepat sesuai reformasi TNI-Polri yang dilakukan mulai tahun 1998 lalu,” kata Presiden dikutip laman Setkab, Senin (02/05/2014).
SBY menguraikan, beberapa kali ia memberikan instruksi dan pengarahan dengan tema yang sama berkaitan dengan sikap dan tindakan TNI-Polri dalam menghadapi Pemilu, di antaranya saat menghadapi Pemilu 5 tahun lalu, dan juga pada pada awal tahun ini dalam Rapim TNI, pada 9 Januari, terkait dengan pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg).
Menurut SBY, para prajurit TNI-Polri, harus memastikan agar Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden berjalan secara aman, tertib, dan lancar sesuai amanah Undang-Undang. Selain itu, TNI dan Polri harus netral, baik selaku institusi maupun selaku anggota TNI-Polri.
“Penilaian saya, TNI dan Polri telah dapat melaksanakan dua tugas dan sasaran itu, apapaun hasilnya Pileg dan Pilpres 2009, dan Pileg 2014 lalu. TNI dan Polri telah bertindak netral,” ujar Presiden SBY seraya menyebutkan, biasanya dalam Pemilu selalu ada kecenderungan yang kalah menyalahkan adanya kecurangan karena TNI dan Polri tidak netral.
Meski demikian, SBY menegaskan, jendral/laksamana/marsekal bukan tidak boleh menjadi pemimpin politik atau mengisi jabatan-jabatan politik. Hanya saja, SBY mengingatkan ada aturan dan etika yang harus dipatuhi, yakni harus mundur dulu dari jabatan TNI dan Polri.
“Era Dwi Fungsi TNI-Polri sudah berakhir, era kekaryaan sudah selesai. Karena itu, kalau itu terjadi (berebut jabatan politik), perwira di bawah dan prajurit akan bingung,” sebut SBY.
Presiden mempersilahkan, kalau di antara perwira TNI-Polri ingin menjadi pemimpin politik atau ingin berkarier di jabatan politik.
“Ajukan pengunduran diri sekarang juga, hampir pasti akan dikabulkan. Saya akan lepas baik-baik, dan saya akan doakan semoga sukses,” kata SBY.
Hadir dalam kesempatan itu antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yosgiantoro, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam, Panglima TNI Jendral Moeldoko, Kepala BIN Marciano Norman, Kapolri dan para Kepala Staf TNI AD, TNI AU, dan TNI AL.*