Hidayatullah.com-Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda (MIUMI) Malang, Faris Khoirul Anam menilai papan reklame Batu Wonderland Hotel merusak generasi muda.
“Sejak foto papan reklame itu beredar di media sosial, kita langsung mendiskusikannya dalam forum MIUMI Malang dan beberapa elemen umat juga sudah bergerak,” kata Faris kepada hidayatullah.com, Rabu (28/01/2015).
Pernyataan ini disampaikan menanggapi kasus munculnya papan reklame yang meresahkan umat Islam sejak Selasa (27/01/2015) lalu.

Menurutnya, secara makro umat Islam harus memahami dan waspada bahwa fenomena munculnya kasus papan reklame yang memuat iklan kontroversial.
Sebagaimana diketaui, menyambut perayaan Valentine’s Day bulan Februari mendatang, Batu Wonderland Hotel memberi potongan pasangan kekasih yang menginap.
“Berbagi Kasih Sayang Di Bulan Valentine, Promo Februari 2015”, “Dapatkan Diskon Hingga 50% Untuk Kekasih yang Menginap di Batu Wonderland Hotel” demikian salah satu bunyi reklamenya.

Menurut Faris, tindakan ini dinilai strategi yang digencarkan pihak di luar Islam tuntuk merusak generasi Muslim.
Sebelumnya, Faris mendapatkan informasi dari salah seorang jama’ah pengajian yang telah melakukan konfirmasi ke bagian reservasi Hotel Batu Wonderland melalui telepon yang tertera di papan reklame tersebut.
“Pihak hotel menyampaikan, promo tersebut memang berlaku untuk setiap pasangan yang menginap selama bulan Februari, baik yang sudah menikah (keluarga.red) atau pasangan kekasih yang belum menikah,” tegas pengurus Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur.
Meski papan reklame dan baliho sudah diturunkan akibat protes warga, Faris mengingatkan pengusaha hotel untuk tak memaksakan tema Valentine’s yang dianggapnya tak banyak manfaat.
“Beberapa model peringatan valentine terbukti banyak menjadi ajang untuk melakukan hubungan bebas atau perzinahan,” ujarnya.
“Pemuda-pemudi Muslim seharusnya menjadi pribadi yang memiliki pendirian, pijakan, dan keyakinan pada kebaikan budaya timur, terutama ajaran Islam. Lebih penting dari sekedar hura-hura dan pesta itu adalah mindset para remaja Muslim. Sebab, cara berpikir merayakan kasih sayang melalui valentine itu saja sudah salah,” tambahnya.*