Hidayatullah.com– Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman mengatakan, demokrasi yang telah dibangun setelah reformasi dan lebih jauh lagi setelah kemerdekaan, masih lebih banyak bersifat prosedural.
“Tapi yang kita inginkan demokrasi substansial, bukan demokrasi prosedural. Substansialnya ini yang perlu kita perkuat,” ujarnya kepada wartawan usai menghadiri Halaqah Kebangsaan di Aula PP Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (12/04/2018).
Sohibul menerangkan, setidaknya ada empat penyakit akut demokrasi selama ini.
Pertama, katanya, high cost demokrasi atau demokrasi yang mahal. Hal itu mengakibatkan orang yang punya integritas dan kapasitas tidak bisa ikut dalam kontestasi demokrasi kalau tidak punya “isi tas”.
Kedua, sambung Sohibul, terkait dengan munculnya oligarki. Karena ongkos politik yang mahal, maka ada pihak-pihak yang membiayai.
“Sehingga mereka ini ada yang mengendalikan proses politik,” jelasnya.
Baca: RKUHP, Pasal Penghinaan Presiden Dinilai Kemunduran Demokrasi
Kemudian, lanjut Sohibul, terjadi interlocking politic atau politik yang saling mengunci.
“Sudah masuk ke dalam oligarki, tentu akan mengunci. Itu terjadi,” ungkapnya.
Terakhir, paparnya, politik yang ramai tapi tidak memberi dampak apa-apa terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Kita sekarang bonus demografi. Negara lain kalau bonus demografi biasanya pertumbuhannya di atas 7 persen. Kita bantet 5 persen, artinya proses politik kita sibuk tapi tidak berefek,” pungkasnya.*