Hidayatullah.com– Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan SAR Hidayatullah terus bergerak pasca Gunung Semeru meletus pada sore hari, Sabtu (04/12/2021). Saat ini BMH – SAR Hidayatullah telah mendirkan posko induk untuk mendukung mobilitas bantuan dan upaya relawan melakukan evakuasi serta mendistribuskan bantuan untuk korban terdampak.
“Kita terus bergerak terutama untuk memastikan manajemen distribusi logistik di Posko Induk dan posko yang ada, mengingat bencana erupsi Gunung Semeru jangka waktunya bisa berlangsung lama,” kata Ketua Posko Induk BMH – SAR Hidayatullah, Ahmad Hamim, Ahad (05/12/2021).
Kata Hamim, selain posko, ketersediaan relawan utamanya alat pelindung diri (APD) dan suplemen penjaga stamina juga terbilang mendesak bukan saja untuk relawan, tetapi juga bagi korban yang saat ini masih belum mendapatkan penanganan yang memadai.
Hamim menjelaskan, saat ini posko induk BMH – SAR Hidayatullah berada di radius 5 KM dari desa terakhir. “Insya Allah aman untuk relawan jika sewaktu waktu bencana susulan yang mungkin terjadi,” katanya seraya menambahkan, saat ini ada 4 KK mengungsi dan 6 KK di rumah terdekat posko juga tempat pengungsi.
“Saat ini warga terdampak belum menempati posko secara terpusat melainkan berpencar di banyak rumah warga, tempat ibadah, dan sekolah,” imbuhnya.
Ahad pagi kemarin tim BMH – SAR Hidayatullah berhasil mencapai Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo. Didapati ketebalan meterial 60 CM, tampak ratusan rumah ditinggalkan penghuninya karena mengungsi, di antaranya roboh tertimbun beratnya material vulkanik.
“Tadi pagi (kemarin, red) sekitar pukul 10.00 WIB tejadi guguran awan panas disertai abu vulkanilk sehingga tim evakuasi BMH – SAR Hidayatullah balik kanan dan pelanjutkan bergeser ke posko Kecamatan Candipuro di wilayah timur,” kata Hamim.
Nahasnya, di wilayah timur adalah yang termasuk paling parah dampak erupsinya dimana ketebalan material vulaknik mencapai 2 meter. Data yang dihimpun sementara ini hingga Ahad, korban jiwa sementara laporan hilang 15 jiwa, korban diketemukan 7 jiwa, korban dalam pencarian 8 jiwa.
“Data riil bisa jadi lebih banyak, apalagi mungkin ada juga warga yang belum lapor kehilangan anggota keluarga,” ujar Hamim.
Adapun aksi bersinambungan yang terus dilakukan tim adalah evakuasi, program trauma healing, distribusi logistik, dan sedang mempersiapkan dapur umum yang bekerja sama dengan potensi relawan lainnya.
Sementara kebutuhan yang mendesak di antaranya sembako, bahan konsumsi siap saji, alat kebersihan, selimut, terpal, penerangan atau jenset, dan lain sebagainya.
Seperti diketahui, Gunung Semeru yang merupakan gunung api aktif ini terletak di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Saat kejadian, Gunung Semeru memuntahkan erupsi disertai guguran lava dan awan panas.
Dari hasil analisis visual sebelumnya, asap kawah tidak teramati saat Gunung Semeru meletus. Serta, terjadi guguran lava dengan jarak luncur 500-800 meter, dengan pusat guguran 500 meter di bawah kawah.* (kiriman Dian)