Hidayatullah.com–Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menganggap bahwa perdamaian dengan Palestina adalah sebuah kemustahilan, jika tidak dilakukan melalui proses negosiasi secara langsung.
Ia menyerukan agar secepatnya melakukan transmisi, dari negosiasi tidak langsung yang sedang digelar lewat perantara AS pada hari Minggu kemarin, kepada negosiasi langsung, demikian dilansir oleh Al Arabiya, Minggu (9/5).
Netanyahu mengatakan kepada kabinetnya bahwa pembicaraan langsung dengan Palestina harus dilakukan secepatnya. Karena, menurutnya, mustahil perdamaian dapat dicapai dari jarak jauh atau hanya dengan remote control.
Sedangkan kepala perundingan Palestina, Saeb Erekat mengatakan bahwa perundingan tidak langsung antara Palestina-Israel telah dilakukan hari Minggu kemarin dengan perantara Amerika Serikat. Hal ini diungkapkan setelah adanya pertemuan antara George Mitchell dengan Mahmud Abbas.
Mitchell menyarankan diadakannya perundingan tidak langsung adalah sebagai alat untuk mengakhiri krisis masalah pembangunan pemukiman Yahudi di atas tanah Palestina, serta menindaklanjuti keinginan Palestina untuk mendirikan negara yang bebas dan merdeka.
Netanyahu mengatakan bahwa pembicaraan tidak langsung akan dilaksanakan tanpa prasyarat. Dengan demikian menyiratkan bahwa tidak adanya perjanjian untuk menghentikan pembangunan perumahan untuk orang-orang Yahudi di Al Quds Timur dan sekitarnya. Sedangkan pemerintah Palestina menginginkan agar proyek permukiman Yahudi itu segera dihentikan.
Mengenai proyek permukiman Yahudi di Al Quds Timur tersebut, masih belum mencapai kesepakatan sejak Maret lalu.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Dalam sebuah pidato kepada kabinetnya, Netanyahu mengatakan bahwa ia tidak bisa mengharapkan adanya resolusi dan kesepakatan perjanjian dengan Palestina, tanpa duduk bersama di ruang yang sama.
Di sisi lain, pada hari Sabtu kemarin PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) telah menyetujui diadakannya negosiasi tidak langsung antara Palestina-Israel di bawah perantara Amerika Serikat. [sadz/alby/hidayatullah.com]