Hidayatullah.com–Palestina akan melanjutkan rencana mereka untuk mendapatkan pengakuan dari negara-negara anggota PBB pada bulan September mendatang. Demikian dikatakan salah seorang pejabat senior Palestina, Sabtu (21/5).
Menurut para pejabat Palestina, perundingan dengan Zionis-Israel menjadi tak berujung, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam pidatonya di Washington mengatakan menolak usulan Presiden Barack Obama agar Zionis menerima garis batas negara yang ditetapkan tahun 1967.
Memproklamirkan negara berdasarkan batas wilayah yang ditetapkan tahun 1967, merupakan langkah awal bagi rakyat untuk mewujudkan Palestina merdeka.
Nabil Shaath, mendesak Obama — yang hari Kamis (19/5) mengkritik langkah Palestina maju ke Majelis Umum PBB — untuk mengikuti negara-negara lain yang telah memberikan pengakuan atas negara Palestina.
Para diplomat melihat adanya dukungan besar di Majelis Umum PBB terhadap negara Palestina merdeka. Tapi pemungutan suara di majelis harus terlebih dahulu disetujui Dewan Keamanan PBB, yang mana salah satu anggota pemilik veto adalah sekutu dekat Israel yaitu Amerika Serikat.
“Kami mendesak Presiden Obama untuk mengakui negara Palestina dengan perbatasan tahun 1967,” kata Shaath, yang merupakan pembantu Presiden Mahmud Abbas.
“Kami akan ke PBB bulan September, menggunakan seluruh cara tanpa kekerasan,” tegas Shaath.*