Hidayatullah.com–Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Ruhi Musytaha menegaskan bahwa gerakan Hamas tidak pernah berhenti berusaha meringankan penderitaan para tawanan di penjara Zionis dan bekerja untuk membebaskan mereka. Karenanya, bagi Hamas, penculikan terhadap serdadu Zionis masih sebagai pilihan.
“Tujuan termulai gerakan di antaranya adalah pembebasan tawanan secara keseluruhan melalui penculikan serdadu Zionis. Ini merupakan pilihan yang masih tetap ada dan berlaku dan kami sedang berusaha ke sana,” ujarnya dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Ahad (10/02/2013).
Dia menyatakan bahwa gerakan Hamas menanggung keluarga para tawanan, syuhada dan juga korban luka dalam sejumlah kebutuhan pada tingkat pemeliharaan keluarga dan tingkat pribadi.
“Ini adalah masalah penting dan urgen. Namun yang lebih penting lagi adalah pembebasan para tawanan yang membela umat dan bangsanya,” ujarnya lagi.
Ruhi Musytaha mengatakan, pembebasan tawanan dengan jalan pertukaran sebagaimana kasus Gilat Shalit terbukti mampu merubah perimbangan.
“Gerakan telah membuktikan sepanjang tahun-tahun ini bahwa tujuan dan yang paling penting dalam pandangannya adalah pembebasan tawanan dan itu sudah dibuktikan dengan pertukaran tawanan (dengan serdadu Shalit) yang telah merubah perimbangan dengan penjajah,” tambahnya.
Lebih jauh, Ruhi Musytaha menyerukan bangsa Arab dan umat Islam untuk membela tawanan, khususnya mereka yang melakukan aksi mogok makan.
“Mereka telah membela umat dan kewajiban yang dibebankan kepada semua adalah membebaskan mereka.” Dia melanjutkan, “Di tengah kekacauan semua upaya politik untuk mengakhiri penderitaan para tawanan, pilihan-pilihan prioritas yang mendukung tujuan ini adalah kekuatan senjata dan penculikan serdadu.”
Dia menegaskan bahwa gerakan Hamas selalu menyampaikan perkembangan masalah tawanan kepada Mesir, sebagai mediator pertukaran tawanan dan kasus mogok makan tawanan. Namun penjajah Zionis selalu melanggar janji, piagam dan perjanjian. Karena itu harus pelanggaran-pelanggaran yang berulang-ulang ini harus dilawan.
Sebelumnya Zionis-Israel mengalami kekalahan politik dengan Hamas dengan bersedia membebaskan lebih dari 1.000 tawanan Palestina dengan satu serdadunya bernama Gilad Shilat pada bulan Oktober 2011.*