Hidayatullah.com—Setelah hampir 10 hari pelarangan penjajah Israel terhadap akses warga Palestina memasuki Masjid Al Aqsa, sampai pagi hari ini suasana masik bergolak yang dikhawatirkan Israel memicu gelombang intifada ketiga.
Rabu (07/10/2015) dua pelajar Palestina tertembak, salah satunya dengan peluru tajam yang dilepaskan oleh eksrimis Yahudi dan satunya dengan peluru karet saat bentrokan di kawasan kuburan Halwah, timur Betlehem, selatan Tepi Barat.
Sumber-sumber medis Palestina dikutip PIC menegaskan, pelajar bernama Mujahid Naem Abu Sarhan (18) mengalami luka di bagian dadanya dengan peluru tajam warga ekstrimis Yahudi.
Pelajar lainnya Sohaib Ibrahim Shalih Hasasinah (18) terluka di bagian kaki kanannya dengan peluru logal berlapis karet. Korban Abu Sarhan dilarikan ke RS Betjala karena kondisinya terluka parah. Sementara Hasasinah (18) dibawah ke klinik.
Konfrontasi meletus antara pelajar sekolah-sekolah Palestina dan penjajah Israel di kawasan kuburan Halwah, timur Betsahur. Zionis-Israel melepaskan peluru karet, gas air beracun untuk membubarkan pelajar.
Aksi ratusan warga Palestina di berbagai tempat di Tepi Barat juga terus terjadi. Mereka melakukan demontrasi dan terlibat bentrokan dengan pasukan Israel akibat keputusan penjajah menutup akses Masjidil Aqsha.
Seperti dikutip PIC, seorang pemuda Palestina berhasil melakukan aksi penikaman di pusat perbelanjaan besar di “Petah Tikva” di timur Tel Aviv dekat rumah sakit Pellnson.
Menurut Zionis, pelaku penyerangan berhasil menikam sedikitnya dua orang Zionis, salah satunya dalam kondisi sangat parah.
Sementara itu sumber-sumber media Zionis dan Palestina menegaskan bahwa pelaku aksi dalam seorang pemuda bernama Tamir Ruwaidat berusia 22 tahun. Dia berasal dari daerah Dzahiriyah di selatan Hebron.
Saluran TV10 Zionis menukil dari sumber-sumber di militer Zonis menegaskan bahwa pelaku aksi menyerang sejumlah pemukim Yahudi dengan pisau, kemudian melarikan diri dan berhasil diburu ke dalam sebuah bangunan kemudian dikepung dan berhasil ditangkap.
Patut disebutkan, ini adalah aksi ketiga yang dilakukan orang-orang Palestina dari propinsi Hebron, sedikitnya dalam 12 jam.
Sebelumnya dilaporkan seorang pemuda Palestina bernama Amjad al jundi dari kota Yata, gugur di permukiman Yahudi Keryat Gad, setelah menikam serdatu Zionis dan merampas senjatanya.
Perjuangan tak Padam
Hari Senin (06/10/2015), Abdulrahman Shadi Obeidallah (Abdo) seorang pelajar berusia 13 tahun dari kamp pengungsi Aida di Bayt Lahm ditembak secara sengaja oleh pasukan penjajah Zionis saat masih menggunakan pakaian seragam sekolah. [Baca: Abdo, Ditembak Israel Saat Masih Gunakan Pakaian Seragam]
Pembunuhan ini terjadi setelah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu menyatakan “perang” terhadap para pelempar batu. Dengan kebijakan yang baru, serdadu Zionis boleh menembak jika mereka merasa siapapun di sekitar mereka dianggap terancam oleh lemparan batu warga Palestina.
Benjamin Netanyahu bahkan mengatakan Israel akan melancarkan pertarungan sampai titik darah penghabisan melawan aksi teror Palestina.
Palestinian Red Crescent Society (PRCS), menyatakan keadaan darurat, setelah pasukan penajajah Israel menggunakan peluru tajam dan peluru baja berlapis karet untuk menghalau demonstran.
Pembunuhan tidak menghalangi dan memadamkan semngat rakyat Palestina melawan penjajahan untuk mengembalikan tanah air mereka yang dijajah. Meski mereka hanya berbekal batu melawan senjata-senjata canggih bantuan Amerika.
Perlawanan dan penikaman terhadap warga Yahudi rupanya mencemaskan penjajah Israel.
Saluran TV7 Zionis baru-baru ini mengungkapkan Kementerian Keamanan Dalam Negeri Zionis telah bersepakat dengan Kementerian Keuangan guna memberi bonus anggota polisi yang bertugas di wilayah Al Quds Timur hingga 10 ribu shekel (sekitar 2500 dolar).
Sebelumnya, pihak keamanan juga menggelar rapat karena kekhawatiran serangan balasan dari arah Jalur Gaza.*