Hidayatullah.com – Kelompok-kelompok perlawanan Palestina, Hamas dan Jihad Islam, pada Senin (19/08/2024) mengaku bertanggung jawab atas serangan bom di Tel Aviv sehari sebelumnya.
Ledakan yang melukai satu orang itu menewaskan pejuang yang membawa bom tersebut.
Dalam pernyataannya, sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, mengatakan bahwa serangan tersebut dilakukan atas kerja sama dengan kelompok Jihad Islam.
Brigade Qassam memperingatkan bahwa “operasi-operasi syahid akan kembali ke garis depan selama pembantaian, pemindahan paksa warga sipil Palestina, dan pembunuhan yang ditargetkan oleh penjajah Israel masih terus berlanjut.”
Seorang pakar militer Palestina menyebut klaim tanggung jawab bersama itu sebagai “perkembangan penting,” dan memperingatkan bahwa situasi akan semakin meningkat.
“Jelas bahwa kegiatan perlawanan Palestina semakin meningkat, dengan para pejuang bergeser dari postur defensif ke operasi ofensif,” kata mantan Jenderal Yousef al-Sharqawi kepada Anadolu.
Dia mengatakan serangan lebih lanjut yang mirip dengan pemboman di Tel Aviv dapat dilakukan di dalam ‘Israel’ dalam beberapa hari mendatang.
Pakar tersebut mencatat bahwa koordinasi antara kedua kelompok perlawanan tersebut menandakan tingkat kerja sama baru.
“Penerapan operasi semacam itu di Tel Aviv menandai pergeseran penting dalam taktik yang digunakan oleh kelompok-kelompok perlawanan Palestina,” kata pakar tersebut.
Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, ‘Israel’ telah melanjutkan serangan brutalnya ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Serangan Israel sejak saat itu telah menewaskan lebih dari 40.130 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 92.740 orang, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari 10 bulan setelah serangan membabi buta penjajah ‘Israel’, sebagian besar wilayah Gaza berada dalam reruntuhan di tengah-tengah blokade yang melumpuhkan terhadap makanan, air bersih, dan obat-obatan.*