SETELAH mentalqin matan Aqidah Al Awwam dan mengijazahkan periwayatannya yang bersambung kepada penulisnya, yakni Syeikh Al Marzuki Al Maliki, Syeikh Hisyam Al Kamil menjanjikan bahwa hari Asyura’ ini, beliau akan menggelar periwayatan hadits musalsal bi yaum al asyura’ di masjid bersejarah Dhahir Baibras.
“Akan ada menu buka puasa, tapi jangan mengharapkan ada daging, hanya roti dan nasi”, demikian pungkas ulama yang meraih gelar doktor di bidang syari’ah Universitas Al Azhar ini, yang disambut oleh tawa sekitar 400 penuntut ilmu dari berbagai negara yang hadir di masjid Ahmad Dardir waktu itu.
Sebut saja, Asyraf penuntut ilmu yang berasal dari Jawa Barat ini memilih tidak menghadiri periwayatan Syeikh Hisyam,”Saya tahun lalu sudah memperoleh periwayatan dari beliau. Saat ini saya ingin memperolehnya dari Syeikh Ri’fat atau Syeikh Mamduh”.
Masih menurut Asyraf, Syeikh Ri’fat seorang ulama pakar hadits yang mengajar di Universitas Kairo itu juga menggelar periwayatan di perpustakaannya di Hay Sabi’ , Nasr City. Tahun depan ia ingin memperoleh periwayatan hadits yang sama dari beliau.
Sedangkan di waktu yang sama, yakni setelah shalat Ashar Syeikh Mahmud Said Mamduh juga menggelar periwayatan hadits musalsal bi yaum al asyura’ lantai dasar gedung apartemennya di Nasr City yang biasa disebut dengan Zawiyah Syeikh Mahmud. Di majelis tersebut, sekitar 50 penuntut ilmu dari berbagai negara ikut serta dari mengambil periwayatan.
Syeikh Mahmud yang pernah belajar 6 tahun di Makkah ini sebelum menyampaikan periwayatan hadits, ia menyinggung mengenai peringatan yang dilakukan Syi’ah atas dibunuhnya cucu Rasulullah, Al Husain yang juga memperingatinya di waktu yang sama. Ulama penulis biografi ulama Makkah ini menyampaikan bahwa mereka melakukan itu karena cinta kepada Al Husain namun dilakukan dengan cara yang salah, yakni dengan melukai diri sendiri.
Setelah menjelaskan keutamaan Asyura dan menyampaikan periwayatan hadits, acara ditutup dengan buka puasa dengan korma, roti biskuit, air putih dan jus kemasan.
Asyraf yang juga ikut hadir di majelis tersebut menilai bahwa sanad Syeikh Mahmud ini lebih tinggi daripada sanad Syeikh Hisyam,”Kalau Syeikh Mahmud langsung dari Syeikh Yasin Padang, kalau Syeikh Hisyam melalui Syeikh Ali Jum’ah baru kemudian Syeikh Yasin”.
Hadits Musalsal Syeikh Yasin Padang
Hadits musalsal sendiri merupakan hadits yang periwayatannya dilakukan di waktu tertentu atau dengan sifat perawi tertentu atau dengan perilaku tertentu dari para perawinya secara berkesimbangan. Dalam hal ini, hadits musalsal bi yaum al asyura’ diriwayatakan pada hari Asyura saja.
Hadits yang diriwayatkan adalah hadits dari Abu Qatadah Al Anshari,”Aku mendengar Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam di hari Asyura’ (10 Muharram) bersabda mengenai puasa hari Asyura,’Sesungguhnya aku mengharap kepada Allah mengampuni tahun sebelumnya’”.
Sedangkan Syeikh Yasin Padang telah mengumpulkan periwayatan hadits musalsal beliau dalam sebuah kitab yang berjudul Al Ujjalah di Al Ahadits Al Musalsalah yang diterbitkan pada tahun 1403 H oleh percetakan AT THAHIRIYAH yang terletak di kawasan Jatinegara Jakarta.
***
Di luar hadits musalsal bi yaum al asyura’, ada musalsal bi yaum al arafah yang diriwayatkan di hari Arafah, serta musalsal bi yaum al ied yang diriwayatkan pada waktu hari raya. Di masa itu, kembali para ulama hadits khususnya di Kairo menggelar kembali periwayatan hadits musalsal, dan para penuntut ilmu pun datang silih berganti untuk memperoleh periwatannya.