Hidayatullah.com—Anak-anak Indonesia seharusnya tak cukup hanya mengenal tokoh Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewatara. Namun perlu mengenalkan tokoh pendidikan yang tak kalah lebih hebat dari Ki Hadjar.
“Anak-anak kita jangan hanya dikenalkan dengan tokoh Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewatara, tetapi kenalkanlah mereka pada tokoh-tokoh pendidikan nasional yang hebat, seperti KH Hasyim Asy’ari, KH Ahmad Dahlan, KH Imam Zarkasyi, Buya Hamka, Mohammad Natsir, dan sebagainya,” begitu pesan pengamat media, Dr Adian Husani, dalam acara Ulasa Media Radio Dakta, Senin (02/04/2016) pagi.
Sebagaimana diketahui, hari ini tanggal 2 Mei 2016, diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional. Entah mengapa Hari Pendidikan Nasional ditetapkan berdasarkan Hari Lahir (Maulid) Ki Hadjar Dewantara.
Disamping anak-anak sekolah dikenalkan dengan sosok Ki Hadjar Dewantara, Adian mengimbau agar para orang tua, guru, dan juga pejabat pemerintahan yang muslim mengenalkan anak-anak mereka dengan tokoh-tokoh Pendidikan Nasional yang tidak kalah hebatnya dari Ki Hadjar Dewantara.
Menurut Adian, KH Hasyim telah menulis banyak kitab tentang Pendidikan. Salah satu yang wajib dibaca oleh para pelajar adalah Kitab Adabul ‘Alim wal-Muta’allim (Adab Guru dan Murid). KH Ahmad Dahlan merupakan pemikir dan pejuang pendidikan yang luar biasa.
“Jangan ada anggapan, bahwa umat Islam dan bangsa Indonesia baru mengenal pendidikan setelah datangnya penjajah Belanda,” ujar Adian yang juga Ketua Program Doktor Pendidikan Islam Universitas Ibn Khaldun Bogor.
Bahkan, sebelum kedatangan penjajah, di Indonesia ini telah ada lembaga-lembaga pendidikan yang hebat, baik pesantren atau madrasah. Mereka melahirkan para pemimpin bangsa dan orang-orang baik yang mengajarkan ilmu dan akhlak kepada masyarakat luas. Maka, menurut Adian, termasuk kategori tidak beradab, jika anak-anak mengenal Taman Siswa, tetapi tidak mengenal NU, Muhammadiyah, Pesantren Sidogiri, Pesantren Gontor, dan sebagainya.
“Muliakanlah anak-anakmu dan perbaiki adab mereka,” kata Adian, mengutip salah satu hadits Nabi Muhammad saw. Termasuk bagian dari adab, adalah menghormati orang-orang yang betaqwa dan berilmu. Sebab, Allah meninggikan derajat mereka.
Para ulama adalah pewaris Nabi. Merekalah tokoh-tokoh pendidikan yang sebenarnya. Mereka mendidik masyarakat agar mengenal Tuhan Yang Maha Esa dan tidak menyekutukan Allah Subhanahu Wata’ala. Anak-anak harus dididik untuk mengenal mereka dan mencintai mereka, serta menjadikan mereka sebagai teladan kehidupan.
Adian mengajak agar para orang tua dan guru tidak menyesatkan anak-anak dan muridnya dengan sejarah yang salah, sehingga mereka tidak tahu adab kepada para ulama dan tokoh pendidikan.
“Itu tanggung jawab kita semua, dunia akhirat. Karena itu, hari-hati dengan ilmu pengetahuan yang keliru yang diajarkan kepada anak-anak, sehingga mereka tidak tahu adab,” kata Adian.
Acara Ulasan Media Radio Dakta 107 FM bersama Adian Husaini mengudara setiap pagi pukul 06.30-07.00 WIB, setiap Senin-Jumat . Acara bisa juga diikuti melalui livestreaming www.dakta.com.*