Hidayatullah.com–Menteri Penerbangan Sipil India Jayant Sinha mendapat serangan tajam dari kelompok oposisi setelah bertemu dan memberikan karangan bunga delapan narapidana hukuman di Lok Sabha, Jharkhand, belum lama ini.
“Saya telah mengatakan berkali-kali bahwa masalah (hukuman mati) masih sub judice. Tidak adil untuk membicarakan hal ini. Hukum akan mengambil jalannya sendiri. Kami selalu berusaha untuk menghukum yang bersalah dan menyelamatkan yang tidak bersalah. Jika dengan mengalungi bunga mereka (para penjahat) dikesan saya telah mendukung aksi main hakim sendiri, maka saya menyatakan penyesalan atas itu, ”kata Jayant Sinha seperti dikutip Kantor Berita ANI.
Seperti diketahui, Jayant Sinha adalah seorang alumnus Universitas Harvard, memicu pertikaian besar setelah ia memberikan kalungan bunga delapan narapidana dalam kasus pembunuhan di Hazaribagh di Jharkhand.
Para narapidana rupanya dibebaskan dengan jaminan. Foto-foto Jayant Sinha yang mengalungi bunga beredar di media sosial, di tengah serangan pedas kalangan oposisi dan ayahnya Yashwant Sinha, mantan Menteri Keuangan dan mantan Menteri Dalam Negeri Eksternal India, dari partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi.
Baca: Menjadi Muslim di India Hari ini Lebih Berat Daripada Sebelumnya
Para tersangka penjahat dihukum karena memukul mati seorang pedagang daging beragama Islam, Alimuddin Ansari (50), pada 29 Juni tahun lalu di daerah Bazaar Tand. Ansari diserang oleh massa setelah ia dicurigai membawa daging sapi di mobilnya.
Massa menyeret Alimuddin keluar mobil, dan memukulinya sampai mati di jalan. Termasuk membakar mobilnya. Protes besar-besaran terjadi sebagai tanggapan terhadap serangan tak berkemanusiaan itu dan sebelas orang secara mengejutkan dijatuhi hukuman seumur hidup oleh pengadilan. Di antara terpidana adalah seorang politikus dari partai yang berkuasa, BJP.
Mendesak pengunduran diri Jayant Sinha, pihak kongres menilai tindakannya memperkuat keyakinan bahwa BJP secara diam-diam mendukung mereka yang dituduh dan dihukum atas kejahatan berat semacam itu.
Aksi warga masyarakat India yang main hakim sendiri dengan mengklaim sebagai ‘pelindung sapi’, hewan yang dianggap suci dan sakral oleh penganut Hindu semakin marak. Banyak korbannya adalah kaum Muslim.
Baca: Ketua Partai Nasionalis Hindu India Ancam Serang Islam
Tahun 2014, dua wanita Muslim dipukuli oleh kelompok warga Hindu yang main hakim sendiri, dengan alasan korban membawa daging sapi. Tahun 2015, seorang Muslim dibunuh kelompok warga Hindu yang menuduhnya menyimpan dan mengkonsumsi daging sapi.
Perdana Menteri India Narendra Modi pernah mengatakan, 70-80% dari serangan melibatkan orang-orang yang menyebut diri mereka sebagai kelompok ‘pelindung hewan sapi’.
Di India, kekerasan terhadap Muslim dan orang-orang dari kasta lebih rendah meningkat cepat. Beberapa dari kekerasan ini telah dipicu oleh pihak pemerintah, yang dikuasai Partai Nasionalis Bharatiya Janata yang berhaluan kanan-jauh yang dikenal sebagai BJP. Massa ekstrimis yang mengikuti ideologi nasionalis Hindu, Hindutva, telah mengorganisir geng-gengkekerasan dan berulang kali memusnahkan orang India dari kelompok minoritas semata-mata karena mereka dituduh menjual daging sapi, tulis therealnews.com.
Menurut therealnews, Jayant Sinha dikenal seorang kapitalis terkemuka dari keluarga elit. Pernah belajar di beberapa sekolah top di Amerika Serikat (AS), termasuk Harvard Business School dan Ivy League University of Pennsylvania. Sinha kemudian bekerja di perusahaan konsultan global bergengsi, McKinsey and Company. Kemudian menjabat sebagai direktur pelaksana dan kepala investasi untuk Omidyar Network, perusahaan investasi filantrofi yang didirikan oleh miliarder Pierre Omidyar, pendiri eBay.*