Sambungan artikel PERTAMA
Lemahnya Umat Islam
Sejarah pernah mengungkapkan fakta ketika Barat tidak berani menghina Nabi Muhammad. Pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Hamid II (1876–1918) Prancis pernah merancang drama teater yang diambil dari karya Voltaire (seorang pemikir Eropa) yang menghina Nabi Rasulullah Muhammad.
Drama itu bertajuk “Muhammad atau Kefanatikan”. Begitu mengetahui berita pementasan itu, Abdul Hamid memberi perintah kepada pemerintah Prancis melalui dutanya di Paris supaya menghentikan pementasan drama itu dan mengingatkan akan akibat politik yang bakal dihadapi oleh Prancis jika ia meneruskan pementasan itu. Prancis dengan serta merta membatalkannya.

Kumpulan teater itu datang ke Inggris untuk merancang melakukan pementasan yang serupa dan sekali lagi Abdul Hamid memberi perintah kepada Inggris . Inggris menolak perintah itu dengan alasan tiket-tiket telah dijual dan pembatalan drama itu bertentangan dengan prinsip kebebasan rakyatnya. Perwakilan Utsmaniyah di Inggris mengatakan kepada Inggris bahwa walaupun Prancis mengamalkan “kebebasan” tetapi mereka telah mengharamkan pementasan drama itu. Inggris juga menegaskan bahwa kebebasan yang dinikmati oleh rakyatnya adalah jauh lebih baik dari apa yang dinikmati oleh Prancis. Setelah mendengar jawaban itu, Abdul Hamid sekali lagi memberi perintah :”Saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengumumkan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasulullah kami. Saya akan kobarkan jihad al akbar (jihad besar). Inggris dengan serta merta melupakan keinginannya mengamalkan “kebebasan berpendapat” dan pementasan drama itu dibatalkan.
Barat tidak akan berani menghina Nabi Muhammad saw ketika umat Islam memiliki kekuatan politik yang mampu menyatukan umat Islam sedunia. Namun saat ini ketika umat Islam lemah karena terpecah belah maka dengan entengnya Barat merestui setiap penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi Wassallam, manusia yang paling dicintai umat Islam sepenuh jiwa raga.
Maka pekerjaan rumah umat Islam adalah menghilangkan sekat-sekat perbedaan aliran, madzhab, partai dll dan menyatu dalam satu kekuatan politik yaitu khilafah yang akan mampu membuat siapapun berpikir ribuan kali sebelum melakukan penghinaan terhadap Nabi Muhammad Shallallhu ‘Alaihi Wassallam.*
Penulis peminat masalah keislaman