Apakah ‘tadarus’ Al-Qur’an yang telah dipraktekkan dan diajarkan Nabi ﷺ sudah memasyarakat di tengah umat Islam di negeri ini?
Hidayatullah.com | ‘TADARUS’ Al-QUR’AN adalah sebuah tradisi bagus dan telah memasyarakat di tengah masyarakat Muslim di negeri ini. Di bulan Ramadhan, aktivitas ini mengalami peningkatan kuantitas dan intensitasnya. Hal ini patut diapresiasi dan disyukuri.
Namun apakah tadaarus Al-Qur’an yang telah dipraktekkan dan diajarkan Nabi ﷺ sudah memasyarakat di tengah umat Islam di negeri ini?
Makna dan pengertian tadaarus
Kata tadaarus berasal dari kata kerja tadaarosa. Kata kerja inimempunyai makna dalam bahasa Arab sebagai berikut: ba’atsa (mempelajari, meneliti, membahas, mendiskusikan), fakkaro/ ta’ammala (mentafakuri), fakhasho (mengeksplorasi, mengamati dengan teliti). (Arabic to English and Synonyms).
Mu’jam al-Lughoh al-Arobiyah al-Mu’ashoroh menjelaskan pengertian tadaarus sebagai berikut:
تَعهَّدَه بالقراءة والحفظ لئلاّ يَنْساه
Mencurahkan perhatian dengan membaca dan menghafal agar tidak lupa.
قرءوه بتمعّن وفهم
Membacanya dengan mentafakuri dan memahami.
كرّروا قراءته معًا ليحفظوه ويفهموه
Mengulang-ulang membacanya secara bersama-sama agar hafal dan paham.
Praktek tadaarus Nabi ﷺ
Sang uswah hasanah kita, nabi Muhammad ﷺ telah mempraktekkan tadaarus Al-Qur’an. Khususnya di setiap malam di bulan Ramadhan, Rasulullah ﷺ secara khusus bersama malaikat Jibril as melakukan aktivitas tadaarrus.
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: “Rasulullah ﷺ adalah manusia yang paling dermawan, dan beliau menjadi lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menemui beliau. Jibril menemui beliau setiap malam di bulan Ramadhan untuk bertadaarus bersama beliau. Maka Rasulullah ﷺ lebih dermawan dari pada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ketika menjelaskan hadits di atas Syekh Dr. Ibrahim ibn Fahd ibn Ibrahim al-Wad’an dalam website www.alukah.net menuliskan tiga faedah dari hadits tersebut. Adapun faedah ketiga yang berkaitan dengan tadaarus Al-Qur’an adalah sebagai berikut, yang artinya:
“Al-Qur’an al-Karim adalah kitab teragung yang diturunkan Allah Ta’ala. Al-Qur’an adalah kalamullah yang Allah Ta’ala turunkan kepada rasul-Nya Muhammad ﷺ, maka Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an. Sungguh Allah Ta’ala telah mengistimewakan Nabi-Nya dengan bertambahnya perhatian terhadap Kitabullah di dalam bulan ini. Sungguh para salafush shallih telah memberikan perhatian yang sangat besar terhadap Kitabullah di setiap waktu dengan membaca, mentadabburi, mengamalkan, serta belajar dan mengajar. Terlebih di bulan Ramadhan, semakin bertambah besar perhatian mereka terhadapnya.”
Rasulullah ﷺ juga telah mengajarkan kepada kepada umatnya agar mereka membaca dan tadaarus Al-Qur’an sehingga mereka memperoleh fadhilahnya.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله : « وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِوَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْإلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ » رَوَاهُ مُسْلِمُ.
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: “Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidaklah suatu kelompok orang berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) untuk membaca dan mentadaarus Al-Qur’an di antara mereka, kecuali diturunkan kepada mereka ketenangan, mereka diselimuti rahmat Allah, para malaikat mengelilingi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan mereka yang berada di dekat-Nya (yakni para malaikat).” (HR. Muslim).
Ketika menjelaskan kalimat “يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ” Syekh Abdullah al-Muhsin al-‘Ibad dalam “Kitab Syarh Sunan Abu Dawud” mengatakan, yang artinya:
“Yakni mereka membaca Al-Qu’ran, baik seorang dari mereka melakukan aktivitas membaca, membaca dan sekaligus menjelaskan tafsirnya, atau orang lainnya yang menjelaskan tafsirnya, maupun mereka berkumpul dan salah seorang dari mereka membaca sejumlah ayat Al-Qur’an dan lainnya menyimaknya, lalu ada yang mengoreksi bacaannya dan memberikan ulasan tentang bacaannya itu. Semuanya itu termasuk kategori tadaarus. Demikian juga halnya mentafakuri isinya dan ilmu yang terkandung di dalamnya, serta mentadabburi isinya.”
Kesimpulan dan Harapan
Tadaarus Al-Qur’an adalah kegiatan belajar dan mengajar interaktif dan intensif yang melibatkan dua orang atau lebih. Pembelajaran tersebut menyangkut aspek bacaan, hafalan dan pemahaman. Dalam aspek bacaan dan hafalan, tadaarus Al-Qur’an meliputi aktivitas memperdengarkan, menyimak, menghafal, muraja’ah, serta membetulkan dan mengulas bacaan yang salah. Dalam aspek pemahaman meliputi aktivitas mempelajari, mentafakuri, menadaburkan, mengeksplorasi, membahas dan menjelaskan makna-makna dan kandungan Al-Qur’an.
Semoga masyarakat Muslim pada umumnya, dan khususnya mereka yang menggeluti Al-Qur’an seperti calon hufadz, hufadz, guru Al-Qur’an, guru Tafsir, dan pengelola lembaga Tahfidzul Qur’an dalam mempraktekkan “tadarus” Al-Qur’an hari demi hari semakin mendekati praktek tadaarus Al-Qur’an Rasulullah ﷺ serta salafush shalih.
Semoga aktivitas tadaarus Al-Qur’an di tengah masyarakat Muslim bisa menjadikan Al-Qur’an benar-benar berfungsi dalam segala aspek kehidupan mereka. Aamiin. Waallahu a’lam. */Abdullah al-Mustofa, pengajar kuliah Tadab bur Al-Qur’an di Allubab Academy, Puncak Alam Selangor Malaysia.