Minggu lalu kita dibuat kaget berita Arya Permana, bocah berusia 10 tahun memiliki bobot yang fatastis yaitu 190 kilogram karena saking seringnya mengkonsumsi makanan dan minuman instan.
Sebagaimana diketahui, Arya Permana (10), penderita severe obesity. Menurut sang ayah, Arya, bisa makan 4 kali sehari. Ia juga kerap mengonsumsi mi instan. Kalau mengonsumsi mi instan, makan nasinya berkurang. Jadi mi instan sebagai pengganti nasi, ucapnya pada media.
Namun, Arya sering kesulitan tidur. Ketika susah tidur, sang anak kerap meminum minuman kemasan rasa jeruk. Selama 24 jam, anaknya bisa mengonsumsi minuman kemasan hingga 20 gelas.
Dengan kondisi yang seperti ini, dia sudah dikategorikan menderita obesitas ekstrem hingga membuatnya harus menjalani program penurunan berat badan yang ditangani 13 dokter spesialis dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Menurut pengkuan orang tuanya, Arya sering menangis jika keinginan untuk makan dan minum minuman kemasan tidak dituruti. Demi menenangkan sang buah hati, maka mereka memilih untuk menuruti saja keinginannya.
Kisah Arya ini menjadi pelajaran penting bagi para orang tua bahwa memenuhi segala keinginan anak belum tentu baik bagi mereka.
Orang tua harus mampu mengontrol perilaku anak dan bersikap tegas serta mengajarkan sejak dini membedakan apa yang menjadi kebutuhannya dan apa yang hanya sekedar keinginan saja. Jika di tataran keluarga sudah beres, maka yang selanjutnya adalah pengaturan makanan dan minuman apa saja yang boleh beredar.
Hal ini tentu tidak lepas dari peran masyarakat secara umum dan juga negara sebagai pihak yang berwenang mengatur peredarannya. Mari bersama-sama kita ciptakan generasi berkualitas nan sehat.*
Tri Mar’ah (Praktisi Kesehatan) | tinggal di Salatiga