Hidayatullah.com — Dari Pendeta kemudian masuk Islam karena FPI. Bagaimana awal kisahnya?
Agus Wijayanto Tan atau akrab dipanggil Agus Tan. Ya, dia keturunan Tionghoa. Pria kelahiran Surabaya yang kini tinggal di Bandung ini pernah terjerumus di dunia gelap. Syukurnya, pada usia 25 tahun ia sadar.
Tak main-main, dia ingin menebus masa kelamnya dengan menjadi ‘manusia suci’ alias pendeta. Untuk itu, ia menempuh pendidikan di sebuah gereja di Surabaya selama 2 tahun. Sembari bersekolah, ia menerima tugas untuk mengabdi pada sebuah gereja lokal.
Dianggap sudah layak menjadi pendeta, Agus Tan kemudian ditugaskan di sebuah daerah di Kalimantan Timur . Misinya kali ini menuai pujian dari para pendeta senior. Dia lalu dipindah tugaskan di Nusa Tenggara Barat (NTB).
Seperti yang sebelumnya, tugas pelayanan yang dia lakukan mendapatkan apresiasi dari pemberi tugas. Berikutnya, ia bertugas di berbagai daerah di Pulau Jawa, termasuk Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Kenyang tugas di daerah, pria yang kini bersuia 45 tahun ini melanjutkan studi ke sebuah perguruan tinggi teologi di Bandung. Di sini dia lulus hingga menyandang gelar sarjana teologi. Tugas pelayanan terus berlangsung. Bahkan secara ekonomi dia sangat mapan.
Di sisi lain, Front Pembela Islam (FPI) tengah menjadi sorotan. Organisasi bentukan Habib Rizieq ini dinggap radikal. Karena itu, ijinnya kemudian dicabut oleh pemerintah Jokowi. Lantas, apa hubungannya Agus Tan dengan FPI?
Ada. Karena FPI lah Agus Tan menanggalkan status kependetaan lalu masuk Islam. Kok bisa?
Lihat kisahnya di sini