Hidayatullah.com–Organisasi Islam berbasis international Al Ikhwan Al Muslimun (IM) akan tetap memboikot Pemilihan Presiden (Pilpres) Mesir di masa pemerintahan kudeta saat ini. Hal ini disampaikan secara tidak resmi oleh Dr Atef Abd. El Fattah Saad El Hadely yang baru-baru ini ke Jakarta.
Lelaki yang pernah menjadi Kementerian Kesehatan pada zaman mantan presidan terguling, Mohammad Mursy ini. Menurut Atef, jika IM ikut serta dalam Pilpres itu sama saja dengan mengakui legitimasi pemerintahan kudeta.
“Bukan hanya IM, bagi kami rakyat Mesir saat ini yang jauh lebih penting adalah mengembalikan legitimasi Presiden Mursy dibandingkan pemilihan presiden,” jelas Atef.
Atef juga yakin, kalaupun diadakan Pemilihan Presiden maka akan berjalan tidak jujur. Pasalnya jumlah umat Islam yang mendukung Mursy sangat besar di Mesir ditambah dukungan kalangan nasionalis.
“Jika Pilpres itu berjalan jujur maka kekuatan Islam akan kembali menang, sayangnya rakyat sudah tidak percaya pada kejujuran al Sisi,” tandasnya lagi.
Ada tiga perjuangan pokok rakyat Mesir saat ini. Pertama mengembalikan konstitusi dan referendum Mesir saat pemerintahan presiden Mursy lalu mengembalikan legitimasi presiden Mursy untuk memimpin Mesir.
“Setelah itu terserah Mursyi, kan dia presidennya,” jelasnya.
Sementara itu, pasca peledakan yang menewaskan sedikitnya 15 orang, organisasi Ikhwan kembali dipojokkan oleh pemerintah Mesir yang baru.*