Hidayatullah.com– Puisi Sukmawati Soekarnoputri berjudul ‘Ibu Indonesia’ di acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018, JCC, Senayan, Jakarta, terus menuai kontroversi.
Pasalnya, puisi yang dibacakan putri Proklamator RI itu menyinggung-nyinggung syariat Islam, cadar, dan adzan.
Pantauan hidayatullah.com banyak juga tokoh menyuarakan sikap mereka melalui media sosial atas puisi tersebut.
Di antaranya mantan Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indoenesia (ICMI) periode 2003-2005, Muhammad Said Didu. Dalam akun media sosial di Twitter, @saididu, ia mengatakan, bagi orang yang memiliki iman sedikit saja dalam jiwanya, pasti merasakan bahwa suara adzan sangat indah dan menyentuh kalbu.
Baca: Wasekjen MUI: Puisi Sukmawati Bisa Masuk Ranah Penghinaan Agama
Sementara Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak, dalam akun Twitternya @Dahnilanzar, tampak seakan menyindir Sukmawati:
“Bagi saya Puisi Bu Sukmawati Soekarno Putri adalah subyektifitas dia, dia merasa suara adzan tak merdu. Bagi ku tak apa, karena suara itu teramat merdu memanggil, aku menghargai kau tak bisa menikmati suara adzan, Mudah2an suatu saat kau bisa menikmati suara adzan. #TakApa.”
Senator DPD RI asal DKI Jakarta, Fahira Idris, juga menyampaikan tanggapannya soal puisi Sukmawati tersebut.
“Assalamualaikum.wr.wb. Selamat pagi dari Senayan #Jakarta untuk seluruh sahabat2 wanitaku yg berkonde, yg berjilbab, yg berkebaya, yg bercadar, yg pakai rok, yg bergaun syar’i, semoga kita tetap semangat ber-Pancasila & saling hormat menghormati soal ajaran agama masing2.”
Baca: PP Muhammadiyah Nilai Sukmawati Menistakan Syariat Islam
Sementara itu pakar parenting, Moh Faudzil Adhim, dalam akun miliknya @kupinang, mengatakan, tiada lantunan yang lebih mengetuk hati melebihi panggilan untuk kembali bersujud dan berdiam di masjid suci. Kalau saja ada iman, sedikit saja, maka lantunan adzan itu akan bergetar di hati.
Mardani Ali Sera yang kini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Keadian Sejahtera (PKS), dalam akun miliknya @MardaniAliSera menyatakan, sejarah telah mencatat pengorbanan ulama, santri, dan jutaan Muslim untuk kemerdekaan Indonesia. Ada gemuruh takbir yang 6 kali disebut dalam setiap adzan.
“Syariat bukan hanya shalat, puasa, zakat, haji, nikah, hormat orangtua, bertetangga, bermuamalah, berpakaian, menuntut ilmu, bekerja, dan lain-lain, melainkan juga dalam bernegara.
Baca: Sukmawati Akui Tak Tahu Syariat Islam, Ustadz Felix: Harusnya Diam Saja
Para pendiri bangsa juga mengakomodir agar setiap butir Pancasila sejalan dengan syariat. #IslamIndah. Ketuhanan, kemanusiaan, adil, beradab, persatuan, kerakyatan, kebijaksanaan, musyawarah, keadilan sosial, semua itu sejalan dengan syariat. Maka jangan dibenturkan seolah-olah syariat anti Pancasila, atau sebaliknya, Pancasila anti syariat. #IslamIndah,” tulisnya.
“Mari jaga persatuan. Bernegara perlu banyak kontribusi dari semua komponen anak bangsa untuk memikirkan hal-hal besar. Banyak masalah negeri, jangan ditambah dengan kegaduhan lagi,” harapnya.* Zulkarnain
Baca: Puisi Sukmawati Soekarnoputri ‘Sudutkan’ Syariat Islam, Cadar, dan Adzan Dinilai Menyinggung SARA