Hidayatullah.com—Kepala misi penyelamatan 12 anak Thailand dan seorang pelatihnya yang terjebak di dalam gua Tham Luang di Chiang Rai, Narongsak Osottanakom, hari Selasa malam (10/7/2018) mengumumkan bahwa operasi yang mereka laksanakan berhasil.
Dilansir BBC, dalam konferensi pers sekitar pukul tujuh malam waktu setempat Osottanakom menyebut tim penyelamat anggota tim sepakbola remaja Wild Boars (Babi Liar) dan pelatihnya itu merupakan “United Nations Team” karena terdiri dari banyak personel dan sukarelawan mancanegara seperti Inggris, China, Myanmar, Laos, Australia, Amerika Serikat, Jepang dan banyak negara lain.
Tim sepakbola Wild Boars –berusia antara 11 dan 16 tahun– dan seorang pelatih mereka pada 23 Juni terjebak di dalam gua Tham Luang ketika mereka sedang menjelajah dan mencari tempat untuk merayakan ulang tahun ke-17 salah satu temannya usai berlatih sepakbola. Hujan deras tiba-tiba mengguyur wilayah perbukitan dekat pantai itu, sehingga air resapan tanah membanjiri gua tempat mereka berada. Malang, mereka tidak dapat keluar karena air tidak kunjung surut.
Di hari Senin tanggal 2 Juni, dua penyelam Inggris menemukan mereka berada jauh di dalam gua. Sayangnya, anak-anak itu tidak bisa langsung keluar, karena gua banjir, dan seperti dikatakan kedua penyelam tersebut mereka harus berenang dan menyelam untuk bisa keluar dari tempat itu.
Tidak kurang dari 1.000 orang dari Thailand dan berbagai negara –dengan perannya masing-masing– terlibat dalam upaya penyelamatan 12 anak dan seorang pelatihnya itu.
Operasi penyelamatan terakhir (tahap ketiga) dilakukan mulai pukul 10 pagi hari Selasa ini. Dua operasi sebelumnya, hari Ahad dan Senin, tim penyelamat berhasil mengeluarkan 4 anak di masing-masing tahap.
Dilansir The Guardian, empat anak yang diselamatkan dalam tahap pertama, dipertemukan di rumah sakit pusat di Chiang Rai pada Senin malam kemarin, dengan dibatasi jendela kaca.
Pejabat kesehatan publik setempat mengatakan mereka akan memutuskan hari Selasa ini apakah 4 anak yang diselamatkan dalam tahap kedua juga sudah dapat dipertemukan dengan keluarganya.
Mereka dipertemukan melalui jendela kaca untuk mencegah terjadinya infeksi, untuk pengendalian penyakit, kata Osattankom.
“Jika hasil tes laboratorium negatif –tidak ada infeksi atau penyakit apapun– mereka dapat dikunjungi, tetapi mereka harus mengenakan jubah medis, masker penutup muka dan penutup rambut,” imbuhnya.
Setidaknya mereka harus menjaga jarak 2 meter dari anak-anak itu selama sedikitnya 48 jam, sampai tim medis benar-benar yakin tidak ada infeksi dan mereka dapat dikunjungi secara normal.
Dua anak dari kelompok pertama yang diselamatkan, yang katanya berusia 14 dan 16 tahun, menunjukkan tanda kemungkinan pneumonia dan semuanya bersuhu tubuh sangat rendah ketika tiba pada hari Ahad malam. Namun, sekarang mereka sudah tidak demam dan dapat melakukan aktivitas normal, kata Jesada Chokedamrongsuk, dokter dari Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand, seraya menambahkan mereka masih harus menjaga makanannya.
Empat anak yang diselamatkan di tahap kedua dan tiba di rumah sakit Senin malam, yang berusia antara 12 dan 14 tahun, datang dengan suhu tubuh yang rendah. Salah satunya bahkan dengan detak jantung yang lemah. Akan tetapi berkat perawatan dokter, mereka semua sekarang sudah segar dan ceria, kata Chokedamrongsuk. Keempat anak ini akan menjalani pemeriksaan seksama di bagian mata, tingkat nutrisi dan kesehatan mentalnya. Sampel darah mereka juga akan dikirim ke Bangkok guna diperiksa apakah ada penyakit infeksi.
Semua anak mengalami peningkatan jumlah sel darah putih, yang mengindikasikan terjadinya infeksi, imbuh Chokedamrongsuk.*