MUNGKIN ini satu-satunya pernikahan yang ‘dihadiri’ jutaan ‘tamu’. Mungkin pula ini pernikahan ‘paling bersejarah’. Faktanya memang demikian bagi Ridho Suryo Nugroho.
Pada usianya 25 tahun, pria asal Ngawi, Jawa Timur, ini melangsungkan pernikahan di hari yang sangat berkesan bagi berjuta-juta rakyat Indonesia.
Ridho menikah dengan Ramazatul Lativa Al-Fath, 21 tahun, seorang Muslimah asal Malang. Selain sama-sama asal Jawa Timur, keduanya juga sama-sama penghafal Al-Qur’an.
Sepasang hafizh-hafizhah ini mengikat aqad sebagai suami-istri di Lapangan Medan Merdeka Monumen Nasional, Jakarta Pusat, pada hari Ahad, tanggal 2 bulan 12 tahun 2018. Ya, betul, ini adalah hari dimana diperkirakan 7 juta umat berkumpul di Monas untuk mengikuti Reuni Alumni Aksi Bela Islam III.
Pada Reuni 212 tersebut, memang dilangsungkan pernikahan. Sebelumnya beredar sayembara terbuka kepada umat Islam yang ingin menikah pada reuni Aksi 212 itu.
Ridho pun menyambar sayembara istimewa itu.
“Alhamdulillah, laa quwwata illa billaah, berawal dari undangan sayembara spesial yang sampai kepada kami untuk melangsungkan akad nikah pada acara Reuni Akbar 212 di Monas. Kami beristikharah dan memantapkan hati untuk mengambil kesempatan langka tersebut,” ujar Ridho kepada hidayatullah.com, Ahad (10/12/2018).
Reuni 212 dihadiri berbagai tokoh nasional serta umat berbagai agama. Di saat berjuta-juta massa memenuhi lapangan Monas bahkan meluber sampai kawasan Patung Kuda, Jl MH Thamrin, Tugu Tani, dan sekitarnya, pernikahan Ridho – Ramaza berlangsung penuh khidmat dan sakral di atas bagian belakang salah satu panggung acara, disaksikan antara lain oleh Pimpinan AQL Islamic Center Ustadz Bachtiar Nasir, KH Cholil Ridwan, dan seorang ustadz Lukman -sahabat mertua Ridho- sebagai saksi pernikahan.
“Acara pun berjalan dengan sangat lancar, walillahil hamd,” ujar aktivis salah satu lembaga kemanusiaan ini seraya memuji Allah Subhanahu Wata’ala.
Ia mengaku, sebelumnya, rencana pernikahannya dengan mahasiswi yang juga murobbiyah di Tazkia Internasional Islamic Boarding School Malang pada arena Reuni 212 itu di luar rencana awal. Bahkan menurutnya mungkin mustahil bisa direncanakan sebelumnya.
“Kami ber-husnudzann kesempatan ini adalah rencana terbaik yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada kami, sehingga berat rasanya jika kami menyia-nyiakannya,” ungkapnya, lantas meminta doa dari kaum Muslimin atas pernikahannya dengan Ramaza, penghafal 30 juz Al-Qur’an.
“Alhamdulillah dengan izin Allah Ta’ala kami telah melangsungkan akad nikah….”

Baca: Lensa 212
Spirit 212
Omong-omong, kenapa mau melangsungkan pernikahan dengan jauh-jauh menempuh perjalanan darat ratusan kilometer dari Jawa Timur ke Monas, Jakarta?
“Ada tiga sebab,” jelas Ridho ditanya mengenai alasan dan spirit yang mendasari tekad bulatnya menikah di Reuni 212.
“Pertama, sayembara (itu) sampai ke saya di waktu dhuha, waktu ghanimah kata para ulama. Waktu saat Allah bagikan banyak kebaikan, saya berhusnudzan jika Allah kirimkan kebaikan di waktu yang baik, malu rasanya kalau diabaikan.”
“Bismillah, saya ambil dengan penuh keyakinan Allah akan mudahkan,” tutur penghafal 17 juz Al-Qur’an ini.
Sayembara tersebut sampai ke Ridho para hari Rabu (28/11/2018) dalam bentuk broadcast via WhatsApp, dikirim calon ayah mertuanya ke ummi calon mertua, “Terus ditawarkan ke saya,” tutur Ridho:
“SAYEMBARA
BERHADIAH BULAN MADU MENGINAP DI HOTEL BERBINTANG DI KOTA MALANG SELAMA 7 HARI 7 MALAM
Bagi siapa saja yang berani melangsungkan akad nikah di acara Reuni 212 di Monas.
Ayo, segera ambil peluang bagus ini.
Hubungi:
IPUNG ATRIA +628523-123-6622 (WA)
==========
Silahkan Di-SHARE. Semoga Bermanfaat.”
Demikian bunyi sayembara itu. Setelah mantap menerimanya, Ridho pun bergegas mempersiapkan segalanya sesuatunya. Sebab bis panitia sudah harus berangkat dari Malang ke Jakarta pada hari Jumat pagi (30/11/2018).
Jadi, “secara teknis persiapan saya cuma dua hari,” ungkapnya.
Selain juga karena restu dari keluarga, alasan lain Ridho menerima sayembara itu adalah faktor spirit 212.
“Momentum Reuni Akbar 212 memiliki nilai-nilai mulia tentang perjuangan, persatuan umat dalam meninggikan izzah umat dan bela Al-Qur’an, bela tauhid, dihadiri ulama, tokoh pergerakan, dan umat Muslim pilihan dari berbagai elemen yang memiliki pengorbanan masing-masing untuk bisa sampai di sana, ukhuwah, keikhlasan dan ghirah yang sama menambah berkah di hari yang luar biasa itu,” ungkapnya.
Ihwal tersebut pun diharapkan dapat memberikan pengaruh positif untuk akad pernikahan dan keturunan suami-istri itu kelak.
“Karena kami yakin berkah kebaikan itu menular,” imbuhnya mantap.
Ridho berharap, Allah selalu membimbing setiap langkah umat pada jalan-Nya yang lurus serta senantiasa melimpahkan berkah, rahmat, dan hidayah-Nya bagi semua. “Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.”
Atas setiap doa dan dukungan saudara sekalian, Ridho mengucapkan jazaakumullaah khairan.
“Kami sangat berharap kiriman doa restu saudara sekalian berkaitan dengan taqdir Allah yang begitu agung dan mulia,” harap mahasiswa dan staf pengajar di Pondok Tahfidz Markaz Iqro Solo ini dalam obrolan berkelanjutan dengan awak hidayatullah.com.*