Hidayatullah.com–Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab mengatakan pada hari Ahad (19/7/2020) bahwa sudah jelas minoritas Uighur di Tiongkok telah mengalami pelanggaran hak asasi manusia. Dominic mengatakan, China telah melakukan pelanggaran secara mengerikan terhadap etnis Uighur.
“Jelas bahwa ada pelanggaran HAM berat, mengerikan yang terjadi, itulah sebabnya di Jenewa di PBB kami mengangkat (isu) ini dengan 27 mitra … untuk memanggil pemerintah China atas pelanggaran hak asasi manusia terhadap Uighur, juga dari Hong Kong, “Raab mengatakan kepada BBC The Andrew Marr Show.
Duta Besar Beijing untuk Inggris Liu Xiaoming mengatakan pada program televisi yang sama bahwa sebagian besar warga Uighur hidup bahagia dan bahwa etnis minoritas di Cina diperlakukan setara. Ketika ditanya mengenai apakah perlakuan China terhadap etnis Uighur memenuhi definisi genosida, Raab mengatakan masyarakat internasional harus “berhati-hati” sebelum melontarkan klaim demikian.
Dia berkata: “Apapun label hukumnya, jelas yang terjadi adalah pelanggaran hak asasi manusia berat, mengerikan.” Komunitas muslim Uighur yang berjumlah sekitar 10 juta jiwa dan tinggal di wilayah otonomi khusus Xinjiang. Sejak lama, kawasan ini mengalami diskriminasi budaya, agama dan ekonomi.
Menurut Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), hampir 1 juta orang Uighur dipenjara dalam jaringan “kamp pendidikan ulang politik”. September lalu, Human Rights Watch menuduh pemerintah China melakukan “pelanggaran hak asasi manusia sistematis” terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.*