Hidayatullah.com — Pasukan “Israel” pada hari Kamis (16/09/2021) memblokir jalan-jalan utama di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari libur Yahudi Yom Kippur. Mereka membatasi pergerakan warga Palestina ke lingkungan mereka, sementara membiarkan pemukim ilegal Yahudi menyerbu Masjid Al-Aqsha di Kota Tua.
Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa pasukan keamanan memblokir beberapa jalan di depan kendaraan Palestina pada Kamis pagi, dalam penutupan yang diperkirakan akan tetap berlaku sampai malam.
Pihak berwenang “Israel” memasang balok besi dan semen sebagai penghalang di Jalan 1, yang menghubungkan wilayah Palestina di utara Yerusalem ke Kota Tua dan ke selatan ke Jalan Hebron yang mengarah ke kota Betlehem dan menghubungkan Yerusalem Timur ke sisi baratnya.
Sementara itu, sebuah jembatan jalan di Beit Hanina, lingkungan penting Palestina, juga diblokir oleh polisi Zionis “Israel”, mencegah orang masuk dan keluar.
Wafa melaporkan bahwa toko-toko Palestina di Kota Tua terpaksa ditutup oleh otoritas “Israel” sesuai dengan Yom Kippur, hari libur keagamaan Yahudi yang mengharuskan orang untuk berpuasa dan menahan diri dari pekerjaan.
Juga pada hari Kamis, pemukim sayap kanan “Israel” masuk ke kompleks Al-Aqsha di Yerusalem Timur, diapit oleh pasukan keamanan. Mohammed Hussein, mufti Palestina dan imam Masjid Al-Aqsha, memperingatkan bahwa tur pemukim semacam itu bertujuan untuk meningkatkan kehadiran Yahudi di situs tersebut dan memprovokasi jamaah Muslim.
Kelompok pemukim ilegal Yahudi secara teratur memasuki kompleks Al-Aqsha – yang mereka sebut sebagai Temple Mount – selama hari libur keagamaan.
Pada 8 September, lusinan orang Yahudi sayap kanan “Israel” memasuki kompleks tersebut saat Israel merayakan hari raya Rosh Hashanah, tahun baru Yahudi.
Pada Rabu (15/09/2021) malam, bentrokan meletus antara warga Palestina dan pasukan Zionis “Israel” di Silwan, lingkungan selatan Masjid Al-Aqsha, dan di Bab Hutta, sebuah gerbang dekat kompleks Al-Aqsha, Middle East Eye melaporkan.
Zionis “Israel” menduduki Yerusalem Timur selama Perang Timur Tengah 1967. Ini mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, dalam sebuah langkah yang tidak diakui oleh sebagian besar komunitas internasional.
Kota Tua Yerusalem dan kompleks Al-Aqsha tetap menjadi komponen paling sensitif dari konflik “Israel”-Palestina.*