Hidayatullah.com– Kepala media online dan televisi berbahasa Arab yang didanai Amerika Serikat, Al Hurra, hari Sabtu (12/4/2025) memberhentikan sebagian besar karyawan dan siaran televisinya karena pendanaan mereka dibekukan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Dalam pemberitahuannya pimpinan Al Hurra, Jeffrey Gedmin, bahwa dia telah menyerah terhadap pembekuan dana yang disetujui Kongres AS untuk Al Hurra dan organisasi-organisasi sejenisnya yang bahasa Arab yang didanai Washington.
Gedmin menuduh Kari Lake, orang yang ditunjuk Presiden Donald Trump untuk mengurus badan pemerintah AS yang mengawasi Al Hurra, Voice of America dan program berita lain yang didanai AS di luar negeri, sengaja menghindar ketika dihubungi untuk membahas masalah pembekuan dana itu.
“Saya berkesimpulan bahwa dia sengaja membuat kami kekurangan uang untuk membayar Anda, staf kami yang berdedikasi dan bekerja keras,” kata Gedmin dalam surat pemutusan hubungan kerja yang dilihat Associated Press dan dimuat di situs web perusahaan induk Al Hurra, Middle East Broadcasting Networks.
Gedung Putih tidak memberikan tanggapan ketika dimintai komentar perihal itu hari Sabtu, lapor Associated Press.
Mohamed Al-Sabagh, jurnalis Mesir yang bekerja untuk situs web berita Al Hurra di Dubai, mengatakan kepada Associated Press bahwa semua karyawan situs web dan kanal televisi menerima surel kabar pemberhentian kontrak kerja mereka.
Sebelum ini pembekuan pendanaan serupa juga dilakukan terhadap media massa yang didanai pemerintah AS lain seperti Voice of America, Radio Free Europe/Radio Liberty, Radio Free Asia dan lainnya, dengan alasan efisiensi anggaran negara.
Lake, yang ditunjuk Trump untuk memimpin US Agency for Global Media, menggambarkan organisasinya itu sebagai “kebusukan besar” yang mengharuskan badan tersebut dihancurkan dan dibangun kembali.
Voice of America dan kawan-kawan didirikan pemerintah Amerika Serikat sejak Persng Dingin antara Barat dan Uni Soviet. Tujuannya tidak lain menggemakan pesan-pesan yang sejalan dengan pemikiran dan kepentingan AS.
Pada masa pemerintahan George W. Bush, Al Hurra didirikan pada 2003 ketika pasukan Amerika Serikat menginvasi Iraq dan menggulingkan rezim Saddam Hussein pada tahun yang sama.
Jurnalis Al Hurra meliput pendudukan Amerika Serikat atas Iraq dan kerusuhan dan bentrokan sektarian yang mengikutinya. Sebagian jurnalis itu tewas ketika melakukan tugas peliputan 2011 Arab Spring dan perubahan politik di Timur Tengah.
Getmin mengatakan organisasinya akan mempertahankan beberapa puluh karyawan dan “kehadiran” secara online sementara pengadilan memproses gugatan-gugatan hukum berkaitan kebijakan pemangkasan dana tersebut.*