Hidayatullah.com– Tentara bayaran yang tergabung dalam perusahaan keamanan asal Rusia Wagner Group segera hengkang dari Mali setelah membantu junta militer Mali menguasai kembali wilayah di bagian tengah negara itu.
Hari Jumat (6/6/2025), Wagner Group mengatakan bahwa pihaknya akan meninggalkan Mali setelah tiga setengah tahun memerangi kelompok-kelompok bersenjata Muslim di negara itu.
Meskipun Wagner sudah mengumumkan akan menarik tentaranya, Africa Corps – pasukan paramiliter yang dikendalikan oleh pemerintah Rusia – akan bertahan di Mali, lansir DW.
Africa Corps lewat platform Telegram mengatakan bahwa kepergian Wagner tidak berpengaruh terhadapnya dan pihaknya masih akan tetap berada di Mali.
Wagner Group berada di Mali sejak militer negara itu mengusir pasukan Prancis dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang sudah memerangi kelompok-kelompok Muslim selama satu dekade tanpa membuahkan hasil.
Africa Corps dibentuk dengan dukungan Kementerian Pertahanan Rusia, setelah pendiri Wagner, Yevgeny Prigozhin, dan komandan militer Dmitry Utkin memimpin pemberontakan militer terhadap pimpinan tentara Rusia, kemudian meninggalkan Rusia menuju Belarus bersama tentara bayaran yang masih setia kepadanya. Prigozhin tidak lama kemudian tewas dalam kecelakaan pesawat di utara Moskow. Para pejabat Amerika Serikat menduga ada bom yang dipasang atau sabotase terhadap pesawat yang dinaiki Prigozhin sehingga jatuh.
Sekitar 70-80% anggota Africa Corps merupakan bekas tentara bayaran Wagner, menurut sejumlah kelompok percakapan di Telegram yang biasa digunakan oleh para tentara bayaran asal Rusia, yang dibaca oleh Reuters.
Sekitar 2.000 tentara bayaran dikerahkan di Mali. Tidak jelas berspa banyak yang berada di bawah komando Wagner dsn berapa banyak yang merupakan bagian dari Africa Corps, menurut para pejabat Amerika Serikat.*