Hidayatullah.com–Menteri dalam negeri Italia, Roberto Maroni mengatakan, dia tetap akan menutup sebuah masjid yang kontroversial di Milan bulan depan, seperti rencana, meski Gereja Katholik menuduh dia bertindak seperti seorang fasis.
Dalam wawancaranya dengan sebuah koran, Maroni mengatakan dia menjawab berbagai keluhan bahwa jamaah sholat di masjid kecil itu seringkali sampai tumpah ruah ke jalanan.
Sementara gereja Katholik sudah menyatakan dukungan terhadap umat Islam itu,
Masjid Jenner dulunya adalah sebuah garasi. Begitu kecilnya sehingga sholat Jumat sering harus digelar di jalan.
Sejak ditetapkan sebagai Pusat Kebudayaan Islam tahun 1988, masjid itu terus membesar dan penduduk setempat mulai khawatir.
Disoroti
Dalam beberapa tahun terakhir masjid itu menjadi sorotan karena tuduhan terkait dengan tindakan ekstrimis.
Ulama Abu Omar yang dikenal dengan khutbahnya yang keras diculik pada tahun 2003 saat dalam perjalanan ke masjid ini dan dipindahkan ke Mesir, tempat dia kemudian disiksa.
Baru-baru ini pengadilan digelar atas 26 agen CIA serta pejabat intelijen Italia –dan sebagian besar secara in absentia– sehubungan dengan penahanan ulama itu secara diam-diam.
Menteri Dalam Negeri Roberto Maroni mengatakan masjid itu akan ditutup dan setiap orang yang bersembahyang di jalanan akan didenda.
Masyarakat Muslim setempat sudah ditawarkan sebuah stadion di dekat situ, tempat The Beatles pernah mentas.
Dewan kota mengatakan stadion itu bisa digunakan tak lebih dari 4 kali seminggu dan setiap orang harus membayar tiket masuk.
Presiden masjid, Abdel Hamid Shaari, mengatakan mereka tidak keberatan membayar sewa, namun tak bersedia diperlakukan sebagai nomaden.
Kami adalah warga Milan dan kami tidak menerima jalan keluar yang ditawarkan, tambahnya.
Gereja Katholik sudah menyatakan dukungan kepada masyarakat masjid.
Monsinyur Gianfrando Bottoni mengatakan, menghalangi orang menunaikan sholat sama saja dengan fasisme.
Ini bukan untuk pertama kalinya Menteri Dalam Negeri Italia menghadapi kritik tajam. Sebelumnya dia memerintahkan sidik jari bagi semua orang Gipsi. [bbc/hidayatullah.com]