Hidayatullah.com—Turki tidak akan lagi mengungkapkan dari mana impor energinya berasal, demikian dikatakan seorang pejabat di kantor statistik, Jumat (4/1/2013).
Keputusan itu mengikuti permintaan perusahaan penyulingan minyak Turki TUPRAS, yang meminta kantor statistik tidak mengungkap data tentang impor minyak Turki.
“TUPRAS meminta kami bulan lalu agar tidak mengungkapkan asal impor minyak mentah dan sebaliknya hanya mengungkapkan angka keseluruhan saja,” kata seorang pejabat kantor statistik Turki TUIK kepada AFP tanpa menyebutkan namanya.
“Kami tidak diberitahu alasan perubahan itu,” imbuhnya.
TUPRAS menolak untuk memberikan komentar.
Pada 30 Nopember 2012, Senat Amerika Serikat secara bulat mnyetujui sanksi ekonomi baru atas Iran yang bertujuan melucuti kekuatan ekonomi Iran dari sektor energi. Pemerintah Washington memperluas pengecualian pemberlakuan sanksi itu untuk sembilan negara ekonomi besar, termasuk Turki, China, Taiwan, India dan Korea Selatan. Yang artinya Washington tidak melarang negara-negara tersebut membeli minyak dari Iran.
Menyusul pemberian sanksi itu, yang juga diberlakukan oleh Uni Eropa atas Iran, pemerintah Ankara menurunkan impor minyak mentah dari Iran sebanyak 20%. Bulan lalu Menteri Energi Turki Taner Yildiz mengatakan bahwa Turki memenuhi separuh kebutuhan minyak mentahnya tahun 2011 dengan impor dari Iran dan sedang berusaha mencari negara sumber minyak lain seperti Saudi, Libya dan Rusia.*