Hidayatullah.com–Kloter pertama jamaah haji Indonesia mulai berdatangan ke Makkah. Kelompok terbang (Kloter) BTH I embarkasi Batam asal Provinsi Jambi dengan 450 jamaah pukul 0.35 Waktu Arab Saudi tiba di Makkah.
“Alhamdulillah sampai di Makkah dengan selamat. Kami datang dari Madinah. Semua rombongan sehat,” kata Moh Syarif, jamaah asal Jambi, Selasa (11/11/2011) dikutip Media Center Haji (MCH).
Jamaah sebanyak itu datang dengan menumpang 10 bus. Karena mereka kelompok pertama jamaah yang tiba di Makkah mereka disambut secara khusus oleh Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayat dan para pejabat dari Muasasah haji Asia Tenggara. Kedatangan mereka disambut dengan meminum air zamzam dan memakan korma.
Para jamaah terlihat letih. Apalagi jadwal kedatangan mereka di Makkah mundur hingga tiga jam. Semula mereka akan diberangkatkan ke Makkah selepas Ashar, tapi oleh petugas haji baru bisa diberangkat menjelang shalat Isya. Mereka ditempatkan di sebuah rumah besar yang berada di kawasan Zumaizah. Jarak perumahan ini sekitar 1900 meter dari pelataran Masjidil Haram.
“Sesampai di Makkah kami harap jamaah tetap bisa menjaga kondisi tubuh. Tenaga jangan diforsir. Beristirahatlah, makan, Dan minum yg cukup,” kata Arsyad.
Menurut dia bagi jamaah yang berisiko tinggi kareana sudah berusia di atas 60 tahun diharapkan tetap mematuhi petunjuk dokter. Mereka diharapkan juga tidak bepergian sendirian.
“Pergilah bersama sama rombongan. Apalagi di setiap kloter mereka kan didampingi dua orang dokter dan tenaga medis. Segeralah minta tolong mereka bila merasa mulai tal enak badan, “ ujarnya.
Bila dirinci dari jumlah rombongan koter ini yg lebih dari separohnya adalah perempuan. Diantara mereka 195 orang masuk dalam kategori jamaah berisiko tinggi. 15 orang diantaranya dalam status pengawasan dokter.
“Satu orang jamaah ini pun sudah ada yang mendapat pengawasan khusus dengan dirawat di balai pengobatan haji Indonesia di Makkah,” kata kepala sektor III Makkah, Shoim Munawar.
Menurut Shoim, kareana jarak mereka kurang dari 2.000 meter dari Masjdil Haram maka mereka tidak dapat fasilitas angkutan shuttle bus. Mereka harus berjalan kaki atau naik kendaraan umum ke Madinah. “Kalau naik kendaraan umum ongkosnya dua real. Sedangkan kalau jalan kaki dapat ditempuh selama 15 – 20 menit saja,” katanya.
Mengenai fasilitas kamar jamaah, Shoim mengatakan fasilitasnya baik. setiap. Kamar dihuni empat jamaah dengan dilengkapi AC dan kamar mandi di dalam.
“Cuma kami harapkan berhematlah air. Ini memang merisaukan kami sebab kadang jamaah haji asal Indonesia tidak menyadari mereka tengah tinggal di padang pasir di mana air merupakan kebutuhan yang mahal dan sulit didapatkan, “ tandas Shoim.*