Hidayatullah.com—Sebuah komite dalam Dewan Keamanan Perserikataan Bangsa-Bangsa mempublikasikan laporan yang menyebut bahwa Iran melanggar sanksi, termasuk pengiriman senjata ke Suriah.
Sebagai hukuman penolakan Iran atas seruan penghentian kegiataan pengayaan uranium, DK-PBB telah menjatuhkan sanksi keempat hingga saat ini.
Menurut keterangan para diplomat di PBB kepada Reuters (30/6/2012), laporan itu dimunculkan komite dalam situsnya pada hari Kamis.
Para diplomat menyatakan kegembiaraannya atas dimunculkannya laporan itu ke publik. Sebelumnya komite mengaku takut jikalau Rusia menghalang-halangi penerbitannya, seperti yang dilakukannya pada tahun lalu atas laporan tentang Iran.
Penerbitan laporan itu dinilai para diplomat dapat menambah tekanan pada Iran.
Laporan yang dibuat oleh komite monitoring sanksi atas Iran bentukan DK-PBB itu menyebutkan, pihak komite melakukan penyelidikan atas tiga pengapalan ilegal besar senjata Iran dalam satu tahun terakhir.
“Iran terus mengabaikan masyarakat internasional dengan cara mengirimkan senjata-senjata secara ilegal,” kata laporan itu.
Dua dari tiga kasus pengiriman senjata itu diketahui melibakan Suriah. Dan Suriah menjadi bagiah sentral dalam ekspor ilegal senjata-senjata Iran.
Kiriman ketiga berisi roket-roket yang kata Inggris tahun lalu dikirim ke Afghanistan untuk memerangi Taliban.
Sebelumnya pada bulan Februari, pemerintah Turki menyita persenjataan di daerah perbatasan dengan Suriah. Persenjataan Iran yang akan diekspor ke Suriah itu antara lain berupa senjata serbu laras panjang, senapan mesin, bahan peledak, detonator, peluru 60mm dan 120mm.
Para anggota komite merekomendasi agar tiga nama perusahaan lagi dimasukkan dalam daftar hitam PBB karena membantu program senjata nuklir Iran. Yaitu, maskapai penerbangan Yas Air, SAD Import Export Company fan kelompok Chemical Industries and Development of Materials.*