Hidayatullah.com—Sejumlah tokoh senior yang berpengaruh secara mengejutkan dilarang ikut serta dalam pemilihan paus pemimpin umat Kristen Koptik dunia, dan menyisakan hanya 5 kandidat yang merupakan rohaniwan senior, lansir Egypt Independent (13/10/2012).
Pejabat sementara patriarkh Uskup Pachomius dalam konferensi pers yang disiarkan Al Jazeera Mubaher Misr mengatakan, hanya 5 kandidat yang mengikuti pemilihan untuk menjadi pengganti Paus Shenouda III dan disumpah menjadi Paus ke-118 serta Patriarkh Alexendria dan seluruh Afrika di Tahta Suci St Mark Sang Evangelis.
Di antara kelima calon itu adalah Uskup Tawadros dan Uskup Raphael. Tawadros memiliki gelar uskup pembantu untuk Tahta Suci Beheira, sementara Raphael memiliki gelar asisten uskup untuk Kairo Tengah. Ketiga calon lainnya merupakan biarawan, yatu Raphael Ava Mina, Pachomius Al Soriany dan Saravim Al Soriany.
Para rohaniwan senior yang dilarang ikut pemilihan paus di antaranya adalah Uskup Bishoy yang merupakan sekretaris Sinoda Suci. Bishoy bergelar resmi sebagai uskup metropolitan untuk wilayah Damietta dan memegang jabatan tertinggi sebagai sekretaris Sinoda Suci dan Gereja Koptik Orthodoks. Dia merupakan anggota paling senior di sinoda dan pemelihara tradisi di Gereja Koptik.
Namun sejak tahun 2010, Bishoy dihujani berbagai kecaman setelah menantang dan mempertanyakan otentisitas sejumlah ayat-ayat dalam kitab suci al-Qur`an.
Uskup Youannes, yang memegang gelar sebagai uskup pembantu dan sekretaris patriarkh di Kairo dan memiliki hubungan dekat dengan mendiang Paus Shenouda III, juga dilarang ikut pemilihan.
Paus Shenouda III meninggal dalam usia 88 tahun pada 7 Maret 202. Dia terpilih sebagai paus Gereja Koptik Orthodoks ke-117 pada tahun 1971.
Setelah kematian Shenouda III, Uskup Pachomius dari Beheira ditunjuk sebagai pejabat patriarkh sampai paus baru terpilih.
Awalnya ada 17 nama kandidat paus yang diajukan, termasuk Bishoy, Youannes, Jeremiah dan Botros. Namun dalam jumpa pers tersebut Pachomius tidak menjelaskan mengapa hanya lima nama yang dijadikan calon.
Dalam tradisi Gereja Koptik dan menurut keputusan tahun 1957 nama-nama calon pejabat paus akan diletakkan dalam wadah undian, lalu seorang anak yang ditutup matanya akan mengambil salah satu nama yang ada. Nama yang terambil akan menjadi paus pemimpin tertinggi Gereja Koptik.*