Hidayatullah.com–Sejumlah satpam Masjid Al-Aqsha mengatakan, kepolisian Zionis kembali memperkerjakan seorang perwira Zionis yang telah menodai dan menista mushaf al-Qur’an dengan kakinya, selain mengganggu para pelajar perempuan di Masjid Al-Aqsha.
Dilaporkan Pusat Informasi Palestina (PIC), para satpam mengkritik keputusan kepolisian Zionis yang sebelumnya berjanji pada pejabat wakaf dan urusan Islam di Al-Aqsha untuk mengeluarkan seorang perwira Zionis dari pekerjaan di Al-Aqsha, sehubungan dengan aksinya yang melecehkan Islam dan kaum muslimin.
Juru bicara Masjid Al-Aqsha, Muhammad Abu Atha mengatakan, seorang perwira Zionis yang sedang bertugas di lingkungan Masjid Al-Aqsha menganiaya para pelajar perempuan di Al-Aqsha di samping gerbang al-Mugaribah.
Ia juga melakukan tindakan rasis dengan menghina para pelajar tersebut saat membaca al-Qur’an. Ketika para pelajar tersebut menolak hinaan tersebut, perwira itu merobek al-Qur’an dan menistanya.
Syeikh Shabri
Sementara itu, Syeikh Ikrimah Shabri, Ketua Badan Tinggi Islam dan khotib Masjid Al-Aqsha menganggap tindakan polisi Zionis yang menedang mushhaf al-Qur’an dan menyebutnya sebagai kejahatan terkutuk.
Dalam pernyataanya dikutip PIC, Syeikh Shabri mengatakan, tindakan tersebut tidak aneh bagi Zionis. Sebelumnya al-Qur’an juga pernah ditendang di areal Al-Buraq hingga menimbulkan revolusi Al-Buraq setelahnya.
Ia menambahkan, polisi Zionis yang telah kehilangan akal warasnya, melihat banyaknya para thalabul ilmu di areal al-Aqsha. Mereka mulai mengintimidasi kelompok yang terdiri dari para pelajar baik laki-laki maupun perempuan.
Menurut Syeikh Shabri, tindakan ini tak boleh dibiarkan atas pelanggaran ini yang telah menodai kesucian al-Qur’an. Tindakan mereka bertentangan dengan kebebasan yang dijamin dunia. Shabri menyerukan pelaku kejahatan tersebut diajukan ke pengadilan.*