Hidayatullah.com—Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berkeinginan kuat untuk membuka dialog langsung dengan Myanmar, dan sebagai perwakilan resmi dari dunia Muslim OKI ingin bekerjasama dan berkontribusi dalam pembangunan sosialekonomi di Myanmar.
Hal itu disampaikan Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu yang sedang memimpin kunjungan ke Myanmar. Ihsanoglu juga menekankan pentingnya menyokong HAM, serta menyampaikan keprihatihannya terhadap pelanggaran HAM Rohingya dan Muslim di Myanmar, lapor Arab News Sabtu (16/11/2013).
Pimpinan tim pengamat OKI untuk Myanmar turut menghadiri pertemuan delegasi OKI dengan Wakil Presiden Sai Mauk Kham yang juga menjabat ketua Komite Pusat Implementasi Perdamaian dan Stabilitas serta Pembangunan di Negara Bagian Rakhine dan jurubicara parlemen Nanda Kwayswaron pada hari Kamis (14/11/2013) di Nay Pyi Daw.
Berbicara atas nama delegasi, Ihsanoglu menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Myanmar baru-baru ini dalam pembangunan demokrasi dan reformasi. Dia juga menyatakan maksud OKI yang ingin mewujudkan perdamaian dan pembangunan bagi semua pihak.
Dalam pertemuan yang juga dihadiri oleh 7 anggota parlemen -dua di antaranya Muslim- OKI mendesak Myanmar agar memberikan akses dan menghilangkan hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan untuk orang-orang dan komunitas di Rakhine (Arakan) tanpa pandang bulu.
OKI juga menekankan perlunya menghilangkan prasangka dan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak, serta mengajak untuk membina hubungan saling percaya dan harmonis antaragama.
Delegasi OKI juga melakukan pertemuan dengan Kelompok Persahabatan Antaragama yang beranggotakan perwakilan dari 4 agama; Hindu, Budha, Islam dan Kristen.
Mereka saling bertukarpandangan tentang akar masalah dan konflik antara Muslim dan Budhis di Arakan, serta bagaimana cara membangun kepercayaan dan harmoni di antara kedua komunitas itu.*