Hidayatullah.com–Seratus orang gelandangan bermalam Natal di Balai Kota London, di mana Wali Kota Sadiq Khan mengatakan bahwa masyarakat telah mengecewakan kaum tunawisma.
Dalam acara itu, perayaan Natal untuk gelandangan pertama yang pernah digelar di Balai Kota London, Wali Kota Khan menyediakan hidangan salmon asap, daging kalkun panggang dan kue tart pear, serta memberikan fasilitas hiburan karaoke. Di tengah-tengah acara para tunawisma saling berbagi pengalaman dan cerita tentang kesulitan mereka mendapatkan pelayanan publik, bahaya narkoba di depan mata, serta kesempatan berjudi, di jalanan.
“Anda terpaksa berteriak minta tolong dan kalau Anda tidak melakukannya maka bantuan tidak akan datang,” kata Scott, pria berusia 45 tahun yang pernah setahun tidur menggelandang di taman, seperti dikutip The Guardian Selasa (24/12/2019).
“Anda harus berjuang mati-matian untuk mendapatkan hak Anda.”
Namun sekarang, dia memiliki flat sendiri, setelah dibantu oleh organisasi amal St.Mungo’s. “Saya beruntung,” ujarnya. “Kebanyakan orang butuh sekitar empat tahun, itu juga kalau dapat. Kita sudah pasti membutuhkan tambahan pembangunan perumahan sosial. Mereka (pemerintah) ingin memindahkan Anda dari penginapan-penginapan tetapi mereka tidak bisa (karena tak ada cukup tempat).” Di Inggris perumahan sosial adalah rumah sewa murah yang dikelola oleh pemerintah dan dapat diperoleh oleh setiap warga yang memenuhi syarat.
Seorang wanita berusia 30 tahun bernama Cherelle menceritakan pengalamannya diusir dari rumah kontrakannya karena menunggak pembayaran sewa, sedangkan dia sedang direhabilitasi. Dia terpaksa tinggal di sebuah lemari di sebuah kawasan perumahan sebelum akhirnya diusir.
“Tak ada jaring keselamatan, menderita gangguan jiwa dan kecanduan obat-obatan, kondisi itu seperti pedang bermata dua. Anda selalu hidup kesusahan, Anda harus terpuruk di tempat paling bawah dulu baru orang akan datang mengulurkan bantuan kepada Anda, dan bukannya dibantu sebelum Anda jatuh di titik terbawah.”
Cherelle sekarang tinggal di sebuah pusat akomodasi yang dikelola St. Mungo’s, bersama dengan banyak orang lain –yang hadir di acara itu– sekarang dia tidak lagi tidur menggelandang.
Sayangnya, tidak sedikit dari para tunawisma yang harus ke pergi daerah lain sekedar untuk mendapatkan tempat untuk bernaung.
Hampir 9.000 orang terpantau oleh sukarelawan bantuan tidur menggelandang di London tahun lalu. Jumlah itu naik lebih dari dua kali lipat dari tahun 2010-2011, menurut data kantor wali kota.
Kurun satu dekade terakhir, jumlah tunawisma juga naik lebih dari dua kali lipat di wilayah England dan Wales, dan sekarang menjadi kekhawatiran publik.
Gereja, perpustakaan, dan bangunan-bangunan lain di Bradford, Newcastle, Tyne, Derry dan lainnya hari Selasa (24/12/2019) membuka pintu untuk menyajikan hidangan malam Natal untuk para tunawisma.
Di tepi sungai Thames di Balai Kota, sementara orang menyaksikan tayangan film Elf dan bermain Jenga, Wali Kota Sadiq Khan menyeru Perdana Menteri Boris Johnson agar bekerja sama dengannya mengatasi masalah tunawisma.
Khan mengatakan dia merayu dewan-dewan kota agar memberikan tempat bernaung kepada semua gelandangan ketika suhu udara mencapai titik nol di berbagai daerah di wilayah London.
Downing Street (kantor PM Inggris) sudah mengumumkan tambahan dana £63 juta untuk membantu masalah tunawisma, tetapi Partai Buruh mengkritik jumlah itu terlalu sedikit dan terlambat.
Khan menyalahkan kurangnya perumahan sosial, pasar sewa rumah swasta yang tidak sesuai peruntukan, serta pemangkasan anggaran sosial dan sistem kredit universal yang kacau-balau sebagai penyebab munculnya masalah tunawisma.
“Saya mengucapkan selamat Natal kepada Boris Johnson, selamat atas kemenangan dalam pemilu kemarin, tetapi saya juga ingin mengajak mari kita selesaikan masalah ini bersama,” kata Sadiq Khan, wali kota pertama London yang berasal dari etnis minoritas dan berlatar belakang Muslim. “Menurut saya kita dinilai sebagai masyarakat dari bagaimana kita memperlakukan orang yang paling rentan (tak berdaya) dan kita (sekarang ini) mengecewakan mereka,” imbuh politisi dari Partai Buruh itu.*