Pertama kalinya dalam sejarah Palestina, bendera kebangsaannya berkibar di depan markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Rabu 30 September 2015, sebagaimana diberitakan media Euronews. (hidayatullah.com, dalam berita bertajuk “Pertama Kalinya Bendera Palestina Berkibar di Markas Besar PBB”, Kamis, 01 Oktober 2015).
Upacara pengibaran bendera itu dilakukan beberapa pekan setelah Majelis Umum PBB meloloskan keputusan yang memperbolehkan pengibaran bendera Palestina di depan markas besar PBB.
Hadir dalam upacara itu pemimpin otoritas Palestina dukungan Amerika Serikat dan Israel, Mahmoud Abbas. Ia berpidato di atas podium Majelis Umum PBB dan mengatakan bahwa masalah Palestina hingga sekarang ini belum terpecahkan.
“Sepanjang Zionis Israel menolak menghentikan aktivitas pembangunan pemukiman (Yahudi) dan membebaskan kelompok keempat orang-orang Palestina yang dipenjara sesuai kesepakatan kita, mereka meninggalkan kami tanpa pilihan kecuali bersikukuh bahwa kami tidak akan menjadi satu-satunya pihak yang berkomitmen untuk melaksanakan kesepakatan-kesepakatan itu,” kata Abbas.
Abbas menambahkan bahwa bagi siapa saja yang mencari perdamaian dan ingin memerangi terorisme harus menemukan solusi bagi konflik Palestina.
Sebelumnya, seperti diberitakan media www.cnnindonesia.com, Kamis (01/09/2015), Amerika Serikat dan Zionis Israel termasuk delapan negara lainnya, justru memilih menentang kesepakatan tersebut. Keduanya mengatakan bahwa tanda simbolik seperti mengibarkan bendera itu tidak berarti apa-apa bagi proses perdamaian ke depan.
Pada 2012, Majelis Umum PBB menyetujui pengakuan de-facto dari negara Palestina yang berdaulat. Namun, upaya Palestina untuk menjadi negara anggota penuh PBB tersebut gagal.
Kendati demikian, akhirnya Majelis Umum menyetujui resolusi Palestina bulan September 2015 dan mengatakan bendera negara non-anggota “akan dikibarkan di markas (PBB di New York) dan kantor-kantor PBB di sebelah bendera negara-negara anggota.”
Dalam sejarahnya tidak mungkin dan memang belum pernah terjadi Palestina merdeka minta bantuan serta pengakuan koalisi negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel beserta antek-antek sekutunya. Yang ada justru dua kali Masjid al-Aqsha dibebaskan oleh khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi melalui Jihad fii Sabiilillaah.
Bendera-bendera kebangsaan Arab itu merupakan bagian dari scheme antara Inggris-Prancis untuk memecah belah bangsa Muslim Arab supaya melepaskan persatuan Islam dan fanatik pada kebangsaannya masing-masing.
Selain itu, bendera Palestina itu juga sama persis dengan bendera Partai Baats-nya Basyar Assad.
Jadi, kesimpulan dari paparan ini yakni berkibarnya bendera Palestina di depan markas besar PBB tidak ada hubungannya dengan kemerdekaan Masjidil Aqsha. Bahkan di saat bendera Palestina dikibarkan, Zionis Israel tetap santai menyerang Masjidil Aqsha, merusak, dan melukai banyak pemuda Muslim.*
Abdullah
Tinggal di Jakarta