Oleh: Mochamad Fauzie
“ANTARA Hidup dan Mati” adalah lukisan Raden Saleh untuk mengatakan secara simbolik tentang apa yang sejatinya terjadi dalam Revolusi 1848 di Paris, saat mana lukisan dibuat.
Lukisan tersebut menggambarkan dua ekor singa sedang mengeroyok satu ekor kerbau. Tidak lain dimaksudkan sebagai Kaum Penguasa dan Kaum Borjuis yang bahu-membahu mengeroyok Kaum Miskin atau Kaum Pekerja (hasil semiosis Mochamad Fauzie dalam tesis “Resistensi Raden Saleh terhadap Kolonialisme dan Romantisisme dalam Seni Lukis”, Jakarta, 2014).
Diletakkan dalam konteks situasi di Jawa dalam tahun 1848, lukisan tersebut mengekspresikan “bayang-bayang” pelukisnya, ialah bentuk ketaksadaran dalam teori psikoanalisis Carl Gustave Jung, yang mengangankan pemberontakan bumiputera (kerbau) terhadap kolonialis (singa, hewan buas dari daratan asing).
Dikatakan ‘mengangankan’, sebab pada faktanya Jawa sedang mengalami ‘tidur panjang’. Perlawanan di Jawa sedang dalam anti-klimaks sejak berakhirnya Perang Diponegoro pada 1830 sampai dengan 80 tahun kemudian yang kelak ditandai oleh kiprah HOS Tjokroaminoto dkk.
Sebaliknya, sejak 1830 kekuasaan kolonialis Belanda menjadi lebih terorganisisir dan semakin kuat, ditandai dengan pemberlakuan Tanam Paksa (Cultuurstelsel) yang membuat Belanda kaya-raya.
Jika ditafsirkan dengan semiotika poststrukturalis di mana makna selalu tertunda mengikuti penyematan konteks, tidakkah beralasan untuk meletakkan lukisan ini dalam konteks nasib Indonesia hari ini? Dan kerbau di dalam lukisan lukisan Raden Saleh bukanlah sembarang kerbau, melainkan jenis kerbau Afrika yang terkenal ganas. Telah menjadi pengetahuan populer, bahwa angka pemburu di Afrika yang terbunuh oleh kerbau jauh lebih tinggi tenimbang yang tewas oleh binatang buas lainnya. Tambahan lagi, kerbau dapat mengalahkan singa bukanlah angan-angan atau isapan jempol, seperti dapat disaksikan dalam foto-foto Oliver Matheson yang dimuat dailymail.co.uk Desember 2013 yang lampau, atau lihat di sini: http://foto.tempo.co/read/beritafoto/12194/Perkelahian-Kerbau-dengan-Singa/1.
Sampai di sini saja, tampaknya talenta seni dan kecendekiaan Raden Saleh sukar untuk diingkari. Di antara karya-karyanya seperti mengandung pesan ke masa depan, sebab intelektualitas dan kesadarannya melampaui pencapaian bumiputera sejamannya. Tentang Raden Saleh, silakan baca juga: https://hidayatullah.com/kajian/sejarah/read/2013/12/09/7673/raden-saleh-penghianat-atau-pahlawan.html .
Penulis adalah peneliti Raden Saleh dan karyanya