Hidayatullah.com– Pemerintahan Afghanistan yang dikuasai Taliban memerintahkan penutupan salon rambut fan kecantikan.
Seorang juru bicara Kementerian Dakwah dan Penyuluhan Amal Ma’ruf Nahi Munkar mengatakan kepada BBC bahwa pemilik usaha diberi waktu satu bulan untuk mematuhi perintah, mulai 2 Juli 2023 ketika mereka pertama kali diberitahu perihal penutupan tersebut.
Penutupan salon kecantikan adalah bagian dari kebijakan Taliban ketika mereka berkuasa antara tahun 1996 dan 2001. Namun, salon-salon itu dibuka kembali pada tahun-tahun setelah invasi Amerika Serikat dan selama pasukan NaATO dan sekutu AS asing bercokol di Afghanistan.
“Taliban merampas hak asasi manusia yang paling mendasar dari kaum perempuan Afghanistan, … Ketika saya mendengar berita itu, saya benar-benar terkejut.,” kata seorang wanita Afghanistan yang enggan disebutkan namanya kepada BBC Selasa (4/7/2023), menanggapi penutupan salon kali ini.
“Tampaknya Taliban tidak memiliki rencana politik selain fokus pada tubuh perempuan. Mereka berusaha untuk melenyapkan perempuan di setiap tingkat kehidupan publik,” imbuhnya.
Salon kecantikan masih bisa beroperasi setelah Taliban mengambil kekuasaan dua tahun lalu menyusul penarikan pasukan AS. Namun, jendelanya kerap ditutupi dan poster bergambar wanita di luar salon dicat bagian wajahnya.
Taliban belum memberikan penjelasan apa yang menyebabkan mereka mengeluarkan perintah penutupan salon, atau apa alternatifnya bagi masyarakat, jika ada.
Sebelum ini, Taliban mengeluarkan larangan bersekolah bagi anak perempuan dan wanita. Kaum Hawa juga dilarang bepergian ke pusat kebugaran dan taman umum. Perempuan pun tidak bileh bekerja untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, termasuk menjadi pekerja program bantuan kesehatan yang sangat dibutuhkan perempuan Afghanistan.
Ketika bepergian ke luar rumah, wanita Afghanistan diharuskan menutup seluruh bagian tubuhnya kecuali mata, ditemani laki-laki mahram apabila melakukan perjalanan lebih dari 72km.*