Hidayatullah.com– Pihak keamanan Argentina mengumumkan rencana untuk menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi kejahatan yang akan datang.
Presiden Javier Milei pekan ini mendirikan Artificial Intelligence Applied to Security Unit, yang menurut legislasinya akan menggunakan “mesin-pembelajar algoritma untuk menganalisis data kejahatan historis untuk memprediksi kejahatan di masa depan”. Selain itu perangkat lunak pengenalan wajah juga akan dipakai untuk mengidentifikasi “buronan”, mengawasi media sosial, serta menganalisis hasil tangkapan kamera pengawas real-time untuk mendeteksi aktivitas-aktivitas mencurigakan, lansir The Guardian Kamis (1/8/2024).
Milei, seorang libertarian sayap kanan, naik ke puncak kekuasaan akhir tahun lalu dan berjanji akan menangani kriminalitas dengan sangat tegas. Patricia Bullrich yang diangkat Milei untuk menduduki kursi menteri keamanan dikabarkan akan meniru model penjara kontroversial di negara tetangga El Salvador.
Sebuah sumber dari Kementerian Keamanan mengatakan bahwa unit baru tersebut akan bekerja berdasarkan kerangka legislatif saat ini, termasuk Undang-Undang Perlindungan Informasi Pribadi. Ia menambahkan bahwa kementerian akan berkonsentrasi dalam penerapan AI, analisis data, dan pembelajaran mesin guna mengidentifikasi pola dan tren kriminal di database kementerian keamanan.
Amnesty International memperingatkan bahwa langkah ini akan melanggar hak asasi manusia.
“Pengawasan skala besar mempengaruhi kebebasan berekspresi karena hal ini mendorong orang untuk melakukan sensor diri atau menahan diri untuk tidak menyampaikan ide atau kritik jika mereka merasa bahwa semua yang mereka komentari, tulis atau terbitkan dipantau oleh pasukan keamanan,” kata Mariela Belski, direktur eksekutif Amnesty International Argentina.
Sementara itu, Argentine Center for Studies on Freedom of Expression and Access to Information mengatakan teknologi semacam itu secara historis digunakan untuk “memprofil akademisi, jurnalis, politisi dan aktivis,” yang, tanpa pengawasan, akan melanggar privasi.*