Hidayatullah.com– Otoritas di wilayah Suriah yang dikuasai Kurdi, hari Senin (2/9/2024), melepaskan 50 orang Suriah yang ditahan karena dituduh tergabung dalam kelompok ISIS.
Ribuan orang tersangka anggota ISIS alias Daesh alias IS, termasuk ratusan di antaranya warga asing, ditahan di penjara-penjara yang dikelola oleh Syrian Democratic Forces (SDF), sayap militer dari wilayah semi-otonomi pimpinan Kurdi di bagian timur laut Suriah.
Otoritas di wilayah semi-otonomi itu, pada bulan Juli mengeluarkan amnesti umum bagi orang-orang Sutiah yang ditahannya.
Reber Kalo, seorang petinggi dari pasukan keamanan Asayish, mengatakan kepada AFP bahwa berdasarkan amnesti itu sebanyak tersangka anggota Daesh sudah dilepaskan pada hari Senin.
Mereka merupakan kelompok kedua dari total 1.000-1.500 orang yang akan dibebaskan berdasarkan amnesti tersebut.
Menurut Kalo, amnesti tersebut hanya berlaku bagi orang Suriah dan tidak berlaku bagi orang-orang asing, serta hanya untuk mereka yang “tangannya tidak berlumuran darah” yang tidak pernah ikut bertempur dalam peperangan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis bulan Juli, dikatakan bahwa amnesti umum itu dibuat berdasarkan rekomendasi yang dihasilkan dalam pertemuan suku-suku dan komponen-komponen Suriah yang digelar pada 25 Mei.
Seorang fotografer AFP di kota Hasakah, bagian timur laut Suriah, melihat sejumlah tahanan diserahkan oleh pasukan keamanan Kurdi kepada para pemimpin suku.
SDF, yang didominasi oleh Kurdi juga ada orang-orang Arab di dalamnya. Sebelum ini SDF juga pernah melepaskan sejumlah tahanan yang dituduh berkaitan dengan Daesh setelah mendapatkan jaminan dari para pemimpin suku.
ISIS pada 2014 berhasil menguasai wilayah Suriah yang cukup luas. Namun, pada 2019 pasukan internasional pimpinan Amerika Serikat yang dibantu oleh petempur-petempur SDF mengalahkan kelompok itu yang juga dikenal dengan sebutan Daesh atau IS.
Sejak itu, otoritas SDF menahan sekitar 56.000 orang, termasuk di antaranya 30.000 anak-anak, di 24 pusat-pusat penahanan di dua kamp — Al-Hol and Roj — yang berasal di bagian timur laut Suriah.
Selain anggota ISIS, yang ditahan di sana adalah istri dan anak atau anggota keluarganya, serta orang sipil yang kehilangan tempat tinggal yang berusaha melarikan diri dari daerah pertempuran.*