Hidayatullah.com– Kelompok peduli lingkungan Greenpeace mendesak perusahaan raksasa energi Prancis EDF untuk membatalkan rencana pembangunan dua rektor baru di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir mereka di Gravelines, dengan alasan tempat itu berisiko terendam banjir disebabkan kenaikan permukaan air laut.
Dengan enam reaktor berkapasitas 900MW, PLTN Gravelines di pesisir Selat Channel sudah menjadi yang terkuat di kawasan Eropa Barat.Usulan EDF untuk membangun dua reaktor nuklir generasi baru pressurised water reactors (EPR2) berkekuatan masing-masing 1600 MW merupakan bagian dari rencana Presiden Emmanuel Macron untuk menghidupkan kembali program pengadaan listrik bertenaga nuklir.
Reaktor-reaktor baru tersebut saat ini menjadi bahan perdebatan publik. Apabila usulan tersebut memenuhi kriteria keselamatan yang ditetapkan oleh otoritas keselamatan nuklir Prancis ASN, pembangunannya akan dimulai pada tahun 2031 dan reaktor tersebut dapat beroperasi penuh pada 2040, lansir RFI Jumat (4/10/2024).
Meskipun akan dibangun di atas platform setinggi 11 meter, Greenpeace mengklaim ada risiko keselamatan yang signifikan.“Seluruh lokasi PLTN bisa berada – selama pasang surut dan ketika terjadi gelombang pasang 100 tahunan – di bawah permukaan laut” pada tahun 2100, demikian peringatan Greenpeace yang dituangkan di dalam sebuah laporan yang dirilis hari Kamis.
Namun, EDF menampik perhitungan Greenpeace.
“Ketinggian platform yang dipilih untuk reaktor EPR2 di Gravelines memberikan perlindungan terhadap banjir “ekstrem”, dengan mempertimbangkan dampak skenario yang dibuat IPCC [Intergovernmental Panel on Climate Change], yang termasuk salah satu faktor paling merugikan dalam hal kenaikan permukaan air laut,” kata EDF dalam sebuah pernyataan yang dikirimkan ke RFI.
Greenpeace berpendapat bahwa perhitungan EDF sudah ketinggalan zaman dan tidak sepenuhnya memperhitungkan realitas pemanasan global.Tenaga nuklir menyumbang sebagian besar listrik di Prancis, dan Nuclear Energy Society (Sfen) membela nuklir sebagai sumber energi rendah karbon.*