Hidayatullah.com–Ribuan jamaah Ormas Hidayatullah yang berasal dari seluruh penjuru daerah Jawa Timur memadati Masjid Aqshal Madinah Hidayatullah Surabaya, Kamis (14/07/2016).
Para jamaah Hidayatullah dari berbagai daerah tersebut hadir dalam rangka acara Silaturrahim Syawal yang diadakan setiap tahunnya oleh Dewan Pengurus Wilayah Jawa Timur.
Para jamaah yang hadir dikoordinasi oleh Dewan Pengurus Daerah masing-masing.
Selain acara silaturrahim, pada acara kali ini panitia dalam hal ini DPW juga membuat acara spesial dengan menyelenggaran Seminar Nasional dengan tema Revitalisasi Peran Dakwah dan Tarbiyah Dalam Membangun Peradaban Islam.
Menurut Ihya Ulumuddin, selaku ketua panitia, tujuan diadakan acara seminar ditengah-tengah acara silaturrahim adalah untuk mencerahkan kembali peran vital Dakwah dan Tarbiyah ditengah masyarakat khususnya di lingkungan Hidayatullah.
Hadir sebagai pembicara adalah Nashirul Haq, MA, Ketua Dewan Pengurus Pusat Hidayatullah, dan juga Prof. Dr. Joni Hermana, Msc. Phd. Rektor ITS Surabaya.
Menurut Nashirul Haq, misi Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam diutus adalah untuk mencerahkan umat dengan Al Qur’an, dan juga mentazkiyah umat.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam mencerahkan dan mentazkiyah umat sehingga kedepannya muncul pionir-pionir dalam mengusung peradaban Islam, celotehnya.
Menurut Nashirul, lanjutnya, peradaban itu mempunyai ciri khusus diantaranya adanya istiqror (kestabilan), attaqdim (kemajuan) dan almabadi’ (landasan/ prinsip).
“Dalam kehidupan ini, peradaban hanya terbagi dua: peradaban wahyu atau Islam dan peradaban materi. Ketika perdaban Islam muncul dan maju maka peradaban materi atau kafir akan surut bahkan musnah,” ujarnya.
Pun sebaliknya, apabila peradaban materi muncul maka peradaban Islam akan surut, sambungnya.
Sebagaimana yang kita saksikan sekarang ini, peradaban materi telah menghegemoni dunia, standar nilai ditengah-tengah masyarakat diukur dengan standar materi, seluruh sendi kehidupan berlandaskan materi.
Menengok sejarah, peradaban materi pada hakekatnya sdh ada sejak masa periode Iblis. Peradaban materi/kafir maka muaranya dari Iblis, sedangkan peradaban Islam atau tauhid maka muaranya dari Allah dan juga Rasul-Nya.
Maka kita harus bersungguh-sungguh mengikuti peradaban tauhid tersebut, Tandasnya.
Secara sederhana, makna peradaban adalah terwujudnya Islam dalam seluruh aspek kehidupan, baik secara pribadi, keluarga dan masyarakat.
Sementara itu, berbicara terkait tema Revitalisasi Peran Dakwah dan Tarbiyah dalam Membangun Peradaban Islam Joni Hermana mengungkapkan bahwa salah satu peran kunci mengangkat peran dakwah dan tarbiyah ditengah-tengah masyarakat adalah dengan membuang jauh-jauh perbedaan yang dapat merongrong persatuan dan kesatuan Islam.
“Ormas Islam harus punya tekad untuk bersatu. Apabila ini tidak tercapai, maka peran dan fungsi dakwah dan tarbiyah akan sulit tercapai. Bahkan sebaliknya kehancuran Islam yang akan kita dapatkan bila tidak segera teratasi,” ujarnya.
Dalam menerapkan peradaban tauhid dikampus ITS, bapak empat anak ini mengaku megajak para mahasiswanya shalat lima waktu, menggelar kegiatan shalat Subuh berjamaah, dan juga menghidupkan gerakan membaca dan menghafal Al-Qur’an di kampus ITS.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Cara terbaik untuk menjadikan putra bangsa ini khususnya generasi Islam maka dengan mendekatkan dengan agamanya, dengan memahami Islam, maka generasi ini akan tumbuh menjadi generasi yang baik dan bermanfaat bagi bangsa dan agamanya, “ lanjutnya.
Bahkan dirinya mengaku tidak peduli dengan anggapan negatif orang terhadap sikap dan kebijakan yang diambilnya.
“Misi saya sekali lagi hanya ingin berdakwah kepada umat Islam khususnya para mahasiswa saya, dan saya hanya ingin memberi pemahaman kepada mereka (mhs) agar masuk ke ITS tidak hanya mengejar duniawi tetapi juga ukhrowi, “ tegasnya.
Joni menambahkan, hendaknya para guru di Hidayatullah mampu menanamkan muridnya berpikir logis, sehingga mampu memaksimalkan akalnya yang telah Allah Subhanahu Wata’ala berikan padanya.
Maka kedepan, membangun peradaban Islam harus menggabungkan dua dimensi, yaitu duniawi dan ukhrowi kepada para generasi pelanjut. Paparnya. Wallahu a’lam bisshowab.*/kiriman Syamsul Alam (Surabaya)*