Hidayatullah.com– Dalam diskusi panel pertama pada acara Simposium PPI Timur Tengah dan Afrika di Madinah, Arab Saudi, dimulai dengan pemaparan materi oleh Wali Kota Bandung, Mochammad Ridwan Kamil. Simposium berlangsung pada Senin-Selasa (03-04/04/2017).
Dalam diskusi berjudul “Merajut Tenun Kebangsaan di Tengah Kemajemukan” itu, Kang Emil, sapaannya, menyampaikan bahwa Indonesia sekarang sedang berjalan dalam laju yang positif.
Yaitu menuju harapan Indonesia sebagai negara terkuat dan termaju ketiga di dunia nanti pada tahun 2045, dan 2030 sebagai negara ketujuh dunia.
Baca: Hangatnya Pertemuan Internasional Pelajar Indonesia Timur Tengah dan Afrika 2017
Syaratnya, kata dia, Indonesia menjadi negara dengan kondisi sosial dan politik yang stabil. Yaitu bilamana pertumbuhan selalu berada di angka 5, dan tidak ada konflik maupun perselisihan yang menyedot energi bangsa untuk mengurusnya.
Kang Emil antara lain juga menyinggung soal hidup bertoleransi, yaitu saling melindungi dan memahami atas perbedaan yang ada.
Baca: KH Nasir Zein Ajak Mahasiswa Indonesia di Pakistan Jaga Izzah Islam
“Toleransi bagi saya adalah kita melindungi kaum minoritas, dan juga kaum minoritas memahami kaum mayoritas. Keadilan itu tidak berarti selalu sama, namun proporsional, yaitu memberikan sesuatu sesuai yang dibutuhkannya,” kata dia, pada acara itu didampingi tokoh Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Prof Mahfud MD.
Di samping itu, menurutnya, kalau masyarakat susah untuk mengedepankan ukhuwah Islamiyah, maka kedepankanlah ukhuwah wathoniyah. Dan jikalau tetap saja susah, maka kedepankanlah ukhuwah insaniyah.
“Bila Anda tersesat di hutan, dan bertemu orang untuk meminta pertolongan, Anda tentu tak akan bertanya dulu, ‘agamamu apa? Negaramu apa?’,” ungkapnya.
Selain itu, Kang Emil juga menyampaikan nasihat kepada para mahasiswa Indonesia tersebut terkhusus soal kepemimpinan dan dakwah.
“Kepemimpinan terbaik adalah kepemimpinan dengan keteladanan, dan dakwah terbaik adalah dakwah dengan akhlak. Dakwahlah di jalan yang sulit, jangan hanya dakwah di jalan yang mudah,” pesannya.* Kiriman Muhammad Izzi, Madinah