Hidayatullah.com—Hari Ahad (29/10/2017), PPI Lebanon dan PCINU Lebanon bekerjasama dengan KBRI Beirut mengadakan acara talkshow kebangsaan bertema “Peranan Santri dan Pemuda Zaman Now”
Acara diselenggarakan untuk memperingati Hari Santri Nasional dan Hari Sumpah Pemuda, serta pelantikan pengurus PPI Lebanon periode 2017/2018.
Acara dimulai pada pukul 10.00 EET (East European Time) dengan lantunan ayat suci Al-Quran, dilanjutkan laporan oleh Ketua Musyawarah Anggota Lengkap (MAL) XI PPI Lebanon, Abdul Fathir Kautsar mahasiswa Universitas Darul Fatwa-Bekka.
Selanjutnya adalah Pelantikan dan Pengesahan Pengurus PPI Lebanon periode 2017/2018 oleh Duta Besar LBBP RI untuk Republik Lebanon, Bapak KH. Achmad Chozin Chumaidy.
Beberapa sambutan setelahnya disampaikan oleh Ketua PPI LEBANON periode 2017/2018 sdr. Hamid Hodir dari Dakwah University College for Islamic Studies Beirut.
“Tujuannya untuk mengajak seluruh WNI kembali melihat sejarah kontribusi Santri dan Pemuda Indonesia, serta peranan dan tantangan mereka pada masa kini untuk kemajuan bangsa Indonesia. Dibungkus dengan acara talkshow agar poin-poin yang diberikan narasumber dapat tersampaikan dengan senang dan santai,” tutur Hamid Hodir, Ketua PPI Lebanon.
Kemudian sambutan Kepala Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya (Pensosbud) KBRI Beirut, Bapak Imad Yousry dan diakhiri oleh Duta Besar. Dilanjutkan doa yang dibawakan oleh H. Rahmat ilahi Siregar, Lc dari Universitas Darul Fatwa-Beirut mengakhiri rangkaian acara pelantikan pengurus PPI Lebanon periode 2017/2018.
Acara dilanjutkan dengan talkshow kebangsaan yang dibuka oleh dua host Faiz Fafiruddin dan Muhammad Balya Amali mahasiswa Universitas Darul Fatwa-Akkar.
Acara berlangsung menarik dan hangat dengan ditemani beberapa narasumber yaitu: Kepala Fungsi Politik KBRI Beirut Bapak Muhammad Nur Salim, Lc., MA yang bercerita tentang pengalamannya sebagai seorang santri, serta jejak kehidupan masa nyantri kemudian menjadi mahasiswa di universitas Al Azhar Kairo hingga menjadi diplomat seperti saat ini.
“Santri itu bukan hanya bisa menjadi seorang guru ngaji atau ustadz yang ‘sarungan’ dan ‘pecian’ saja, akan tetapi lebih bisa berkontribusi untuk bangsa dalam skala yang lebih besar seperti menjadi seorang diplomat,” ujar Pak Salim.
Sementara narasumber kedua Komandan KRI Usman Harun 359, Kolonel Laut (P) Alan Dahlan, S.H yang diwakili oleh Lettu Laut (KH) Johan Wisnu Saputra, berbicara tentang kepemudaan.
“Pemuda zaman dahulu galau ketika memikirkan bagaimana cara nya agar bangsa ini terbebas dari belenggu penjajahan, tetapi sayang sekali melihat keadaan pemuda zaman now yang galau-nya hanya karena pulsa habis, kuota habis atau pun menjadi jomblo, semangat kebangsaan pemuda zaman kini sudah mulai pudar digerus oleh globalisasi ataupun westernisasi,” ujar Lettu Johan.
Narasumber terakhir oleh Bendahara Dharma Wanita Persatuan KBRI Beirut Tutut Wulansari, yang berbicara dari sudut pandang masyarakat yang menyoroti peranan santri dan pemuda zaman now.
Yang menarik, setiap sesi acara diselingi penampilan-penampilan mahasiswa, berupa hiburan stand up comedy oleh Husnul Amal, mahasiswa Universitas Darul Fatwa-Akkar dan puisi oleh Wafiq Aulia dari Universitas Darul Fatwa-Akkar dan Abdul Qohir dari Darul Fatwa-Bekka.*/kiriman Ilham Akbar (Lebanon)