Hidayatullah.com–Tanpa kantor urusan haji atau organisasi pemibimbing haji, untuk bisa ke Tanah Suci, Le Javier Martiniz Risotu, seorang warga Uruguay, melakukan perjalanan 14.000 km agar bisa sampai ke kiblat utama umat Islam sedunia, Makkah al Mukaramah.
Risotu, yang kini berusia 40 tahun, mengatakan bahwa ziarahnya penuh dengan duri dan duri saat dia harus pergi ke Brazil untuk mendapatkan visa ziarah dari misi diplomatik Saudi di Rio de Janeiro.
Dia kemudian mencari perusahaan perjalanan luar negeri untuk mengikuti ziarah tahun ini, menurut laporan Saudi Gazette.
Risotu mengatakan bahwa dia menaiki sebuah pesawat Turki dari Montevideo ke Bandara Internasional Putera Muhammad Bin Abdul Aziz di Madinah.
“Akhirnya, saya bisa mewujudkan mimpi untuk melakukan ibadah haji setelah menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan,” katanya kepada Saudi Gazette.
Menurut Organisasi Tuwafa untuk Turki, Eropa, Amerika Serikat dan Australia, Risotu adalah satu-satunya jamaah Uruguay yang tidak memiliki pusat Islam untuk mengawasi urusan Muslim atau mengatur kegiatan kelompok mereka.
Baca: Muslim Rusia Bersepeda ke Makkah Untuk Menunaikan Haji
Pejabat mengatakan bahwa hanya ada Islamic Center Islam di Montevideo dan Islamic Center Palestina di kota lain.
Mereka menambahkan bahwa tidak ada ketertarikan yang jelas dalam melakukan jamaah di komunitas Muslim Uruguay, kebanyakan dari Suriah dan Libanon.
Saudi Gazette menambahkan pengkhotbah Saudi Ahmed Saleh Al-Mahairi, mengatakan bahwa mereka belum pernah mendengar adanya komunitas Muslim baru atau lama di Uruguay namun lebih dari 40 tahun yang lalu sebuah klub Suriah-Libanon didirikan di Montevideo, hanya terdiri dari keluarga Muslim.
Dia mengatakan bahwa sekitar 100 keluarga Muslim Uruguay tinggal di perbatasan dengan Brasil dan mendapat manfaat dari pelayanan komunitas pusat dan Muslim di sana.*