Hidayatullah.com– Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah memberikan dan membuka pelayanan kepada seluruh jamaah haji Indonesia. Baik jamaah haji reguler maupun jamaah haji khusus.
Artinya, layanan yang diberikan KKHI tidak bersifat eksklusif. Bahkan, tak cuma bagi jamaah Indonesia saja. Warga negara Arab Saudi pun jika memang membutuhkan layanan kesehatan akan tetap dilayani oleh KKHI.
Berkaca dari layanan tahun-tahun sebelumnya, penyakit yang sering ditangani di KKHI Madinah di antaranya luka diabetes, kaki melepuh dan heat stroke (sengatan panas).
KKHI Madinah memberikan layanan kesehatan dasar dan spesialistik. Klinik yang baru saja diresmikan pada Mei 2019 lalu ini mempunyai 14 dokter umum, 13 dokter spesialis, 33 perawat dan beberapa tenaga kesehatan lainnya seperti ahli gizi, rekam medik dan sanitarian.
Fasilitas kesehatan berlantai lima ini memiliki fasilitas lengkap mulai dari UGD, ICU, depo obat, laboratorium, ruang rawat inap hingga kamar tidur bagi petugas kesehatan haji daerah kerja Madinah dan bandara.
Baca: 60% Jamaah Haji Indonesia Lansia, Tantangan Petugas Melayani
Hingga Senin (08/07/2019), tiga hari sudah secara resmi KKHI Madinah beroperasi. Sampai Ahad (07/07/2019) pagi waktu Arab Saudi, klinik ini telah menerima empat orang pasien dengan diagnosis gangguan kesehatan yang berbeda-beda.
Pasien pertama yang diterima KKHI Madinah berjenis kelamin perempuan asal Embarkasi Surabaya (SUB 02). Pasien ini mengalami retak pada tempurung lutut (fraktur patela). Yang bersangkutan diketahui terjatuh pada salah satu toilet di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah.
Direktur KKHI Madinah, dr Amsyar Akil Sp.THT menjelaskan, setelah sempat ditangani tim kesehatan mobile bandara, pasien kemudian dirujuk ke KKHI Madinah. Akan tetapi, setelah didiagnosis lebih lanjut oleh dokter penanggung jawab pasien, akhirnya pihak KKHI Madinah memutuskan untuk merujuk lagi pasien ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Jadwal operasinya pada Senin (08/07/2019) pagi WAS.
”Kemarin [06/07/2019] ada jamaah Batam ada jatuh. Setelah didiagnosis terjadi fraktur patela itu langsung dirujuk. Tapi sebelum dirujuk kami kondisikan dulu supaya pasien bisa ditangani,” sebut Amsyar disiarkan Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Ahad (07/07/2019).
Kemudian, ada pula pasien dengan diagnosis demensia alias pikun. Pasien ditengarai mengalami dehidrasi berat sehingga timbul gejala orang kebingungan. Usai sempat dirawat inap semalam di KKHI Madinah, pada Ahad (07/07/2019) siang, pasien sudah dipulangkan kembali ke kloternya (BTH 01).
Gangguan kesehatan seperti yang dialami jamaah haji wanita (78 tahun) asal Kepulauan Riau ini kerap dijumpai pada kelompok lanjut usia (geriatri). Kondisi diperberat dengan kurangnya konsumsi cairan.
”Setelah kita berikan cairan dan terapi kondisinya cukup membaik dan tadi pagi sudah kita pulangkan,” ujar Kepala Pelayanan Medik KKHI Madinah, dr Az Hafid Nashar Sp.JP.
Gejala serupa juga dijumpai pada pasien ketiga yang hingga Ahad masih dirawat di KKHI Madinah. Yaitu seorang pria berusia 76 tahun asal kloter SUB 02 sedang menjalani perawatan geriatrik pada instalasi psikiatrik.
Menurut Dr Hafid, kondisi pasien tersebut saat itu sudah semakin membaik dan bisa segera dikembalikan ke kloternya. Sementara pasien terakhir yang saat itu baru saja masuk mengalami terkilir dan sesudah mendapatkan perawatan, sudah kembali ke kelompok terbangnya.
Secara terpisah, Kepala Pusat Kesehatan Haji, Dr dr Eka Jusup Singka MSc, mengatakan, semua pasien harus dikelola dengan baik terutama asupan cairan dan gizinya. Agar, kasus-kasus seperti yang terjadi pada kelompok lansia tersebut dapat cepat tertangani.*